JARINGAN LAN

SI 1P53 - STMIK Widya Pratama 1 komentar

NAMA   : IMANUEL PAKSI ADHIYAKSA
NIM       : 13.230.0140
KELAS : 1P53
JUDUL : JARINGAN KOMPUTER LAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini, berbagai teknologi terus dikembangkan oleh berbagai Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan saat ini ialah mengenai jaringan computer. Dewasa ini terdapat berbagai macam topologi jaringan yang digunakan. Mulai dari lingkup local maupun lingkup dunia sekalipun.
Untuk mempelajari jaringan computer secara lebih jauh, akan lebih efektif bila kita mempelajari jaringan computer dengan lingkup yang kecil terlebih dahulu yaitu jaringan local atau sering disebut dengan LAN (Local Area Network).
LAN sangat penting digunakan untuk mempermudah komunikasi dan sharing data pada suatu lokasi yang berdekatan namun masih dalam satu area local. Jaringan LAN ini memilki beberapa topologi dalam pembangunan jaringannya, dengan beberapa kelemahan dan kelebihan di setiap topologinya.
Di setiap jaringan LAN (Local Area Network) juga terdapat beberapa hambatan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Serta dalam jaringan LAN tersebut perlu adanya keamanan jaringan yang baik agar jaringan tersebut tidak mudah di-hack oleh orang lain.
B.     Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam pembangunan jaringan ini adalah :
1.      Bagaimana cara membangun jaringan LAN ?
2.      Bagaimana instalasi jaringan LAN ?
3.    Bagaimana diagnosa jaringan LAN?
BAB II
PEMBAHASAN
1.     DEFINISI  LAN ( Local Area Network )
LAN merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan computer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk memakai bersama sumberdaya (printer atau scanner) dan saling bertukar informasi.
Pada jaringan LAN ini terdiri dari 1 Server dan beberapa client. Server berfungsi menyediakan layanan untuk client dan mengelola serta mengatur operasional jaringan tersebut. Sedangkan client ialah computer yang memanfaatkan layanan yang telah disediakan oleh computer server.
2.    INSTALASI JARINGAN
Instalasi jaringan ini dibangun di sebuah ruangan dengan ukuran 4 x 10 meter. Topologi yang digunakan adalah menggunakan topologi Star.
A.      Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam instalasi jaringan ini adalah :
1.      Tang Crimping
2.      LAN Tester
Bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi jaringan ini adalah :
1.      CPU yang sudah diinstal Windows XP Professional : 7 unit
2.      Monitor                                                                        : 7 unit
3.      Keyboard                                                                     : 7 buah
4.      Mouse                                                                          : 7 buah
5.      HUB                                                                            : 1 buah
6.      Kabel UTP                                                                   : 1 box
7.      Konektor RJ 45                                                           : 1 box
B.     Prosedur Installasi jaringan LAN
Semua alat dan bahan dipersiapkan di tempat kerja. Posisi meja diatur sedemikian rupa hingga sesuai dengan kebutuhan. Kemudian tiap monitor, keyboard, dan mouse dihubungkan ke CPU dan ditempatkan di masing-masing meja yang telah disiapkan. Lalu pasang kabel catu daya ke CPU dan monitor. Kemudian letakkan HUB di tempat yang dikehendaki untuk kemudian dijadikan tolok ukur untuk panjang kabel UTP yang akan dibutuhkan untuk tiap PC. Ukur jarak tiap-tiap PC ke HUB untuk menentukan panjang Kabel UTP yang akan digunakan. Beri panjang tenggang untuk antisipasi pada saat pemasangan konektor RJ 45.
Potong kabel UTP sesuai kebutuhan tiap PC, lalu pasang kabel UTP ke konektor dengan system straight. Setelah di crimping, beri nomor di ujung kabel yang sesuai dengan PC yang dimaksud. Kemudian hubungkan tiap-tiap PC ke HUB menggunakan kabel UTP tersebut.
Hubungkan ke-7 PC dan HUB ke sumber tegangan. Setiap PC dinyalakan satu per satu kemudian lakukan setting konfigurasi jaringan LAN.
C.     Setting Konfigurasi Jaringan LAN
1.      Buka windows explorer dengan klik kanan Start à pilih explore
2.      Klik kanan pada My Network Place à pilih Properties
3.      Pada jendela network connection, double klik pada Local Area Connection
4.      Pada kotak dialog Local Area Connection Status à klik Properties
5.      Kemudian muncul kotak dialog Local Area Connection Properties à pilih tab general à seleksi Internet Protokol (TCP/IP) à lalu pilih Propertie.
6.      Kemudian atur IP address pada kotak dialog Internet Protokol (TCP/IP) Properties.
Atur juga :
v     subnet mask     : 255.255.255.0
v     gateway            : 117.103.0.1
Lalu klik Ok
7.      Klik OK pada kotak dialog Local Area Connection Properties
8.      Klik Close pada Local Area Connection Status.
Lakukan hal yang sama pada semua computer yang termasuk dalam jaringan tersebut. Dengan IP address pada tiap computer sebagai berikut :
   Server             : 117.103.173.150
  Client 1            : 117.103.173.151
  Client 2            : 117.103.173.152
  Client 3            : 117.103.173.153
  Client 4            : 117.103.173.154
  Client 5            : 117.103.173.155
  Client 6            : 117.103.173.156
Dengan Subnet Mask dan Default gateway sebagai berikut :
      subnet mask                 : 255.255.255.0
      default gateway             : 117.103.0.1
Selesai melakukan setting IP address, lanjutkan dengan membuat workgroup dengan cara klik kanan My Computer à pilih Properties à kemudian pada workgroup klik Change à lalu ketik “TKJ – Stemsend” à klik OK. Kemudian muncul pesan “Do you want to restart this computer?” à klik Yes, agar pergantian nama workgroup ini bias berjalan dengan optimal.
3.  DIAGNOSA JARINGAN LAN
Jaringan yang telah dibangun harus dicek konektivitas antara computer Server dengan computer client maupun computer client yang satu dengan computer client yang lain.
Ø      Langkah yang perlu dilakukan adalah :
1.      Lakukan pinging terhadap computer lain dengan cara klik Start à Run à ketik Ping dan IP address ( missal Ping 117.103.173.151 )
Kemudian bila muncul pesan “Request Time Out” berarti computer yang dimaksud belum terkoneksi jaringan dengan baik. Periksa penyambungan kabel UTP menggunakan LAN tester dan periksa kartu jaringan (driver sudah ada atau belum). Bila sudah baik lakukan pinging lagi. Bila masih muncul pesan yang sama, lakukan proses sharing data, kemudian lakukan pinging lagi. Bila masih belum bisa, ubah IP address.
Bila terjadi gangguan pada kabel UTP, hal ini biasanya dikarenakan konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar), susunan pengkabelan yang salah dan putus.
2.      Bila saat dilakukan pinging tidak behasil, kemungkinan terdapat kesalahan pada pengalamatan IP. Jadi alamat IP antara computer saru dengan computer yang lain tidak boleh sama agar masing-masing computer memiliki identitas dalam melakukan komunikasi data lewat jaringan.
3.      Memeriksa Card LAN secara fisik apakah Card LAN tersebut aktif atau tidak dengan mengenali lampu indicator pada Card LAN tersebut menyala atau tidak. Apabila belum menyala berarti terdapat permasalahan atau kerusakan pada card LAN tersebut.
4.      Bila terjadi overload ( terjadi karena banyaknya pertukaran data yang lebih besar dari kapasitas data yang boleh ditransfer pada HUB yang digunakan ) dengan ciri-ciri pada lampu indicator port LAN menyala berkedip-kedip secara bersamaan dan dalam tempo yang relative stabil, maka matikan semua computer sekaligus matikan jaringan tersebut dan tunggu sejenak agar jaringan dapat beristirahat. Kemudian nyalakan kembali bila dirasa sudah cukup.
5.      Jika computer tidak bisa melakukan sharing files atau printer, hal ini dikarenakan data atau printer tersebut belum di sharing. Untuk itu dapat dilakukan sharing dengan klik kanan pilih share.
Baca Selengkapnya ...

NAMA    : IMANUEL PAKSI A
KELAS   : 1P53
NIM        : 13.230.0140
TOPIK   : SISTEM INFORMASI
JUDUL   : SISTEM INFORMASI PEMBELIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat. Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif  (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

B.         RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi sistem informasi pembelian?
2.  Apa fungsi dari pembelian?
3.    Apa saja klasifikasi transaksi pembelian?
4.    Apa saja procedur dalam pembelian?


BAB II
PEMBAHASAN

1.      DEFINISI SISTEM INFORMASI PEMBELIAN
                    Pembelian merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh             perusahaan dalam             memenuhi kebutuhan produk atau bahan baku produk yang             didapat dari pemasok atau supplier.

2.      FUNGSI PEMBELIAN
Adapun fungsi yang terkait pembelian menurut Mulyadi (2001:299), adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Gudang
Fungsi gudang dalam sistem informasi pembelian bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan.



3.      KLASIFIKASI TRANSAKSI PEMBELIAN

                        Adapun klasifikasi dari transaksi pembelian yang mendukung sistem informasi       pembelian adalah sebagai berikut :
1.      Pembelian secara kontan, yaitu pembelian yang dilaksanakan secara cash and carry, kebiasaan yang umum dimasa sekarang yaitu jangka waktu satu bulan pun dianggap kontan.
2.      Pembelian secara kredit, yaitu pembelian yang mendapat fasilitas pembayaran lebih dari satu bulan.
3.      Pembelian secara tender, yaitu pembelian yang dilaksanakan apabila menyangkut nilai cukup besar.
4.      Pembelian dengan cara impor, yaitu pembelian yang menggunakan prosedur impor dengan memanfaatkan letter of credit (L/C).
5.      Pembelian secara komisi, yaitu pembelian barang yang bersifat titipan, atas barang-barang yang terjualah yang kemudian dibayar.
6.      Pembelian dipasar berjangka/ future trading, yaitu pembelian atas barang-barang yang memiliki standar kualitas yagn ditawarkan dipasar berjangka, selain kuallitas telah terjamin juga dapat menutup kemungkinan kerugian karena adanya kenaikan harga.
7.      Pembelian secara cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), yaitu suatu cara pembelian dimana harga atas barang dibayar secara mencicil setelah diperhitungkan bunga bank.
            Bentuk lain adalah beli sewa yaitu pembayaran berupa sewa atas barang tersebut    dianggap angsuran barang.
8.      Pembelian secara kontrak, yaitu suatu pembelian dengan menggunakan prosedur kontrak yang memuat hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak. Biasanya pembelian secara kontrak dilaksanakan apabila terjadi penjualan secara kontrak pula.
9.      Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar), yaitu suatu jenis pembelian yang menggunakan jasa komisioner atau makelar sebagai perantara dalam pembelian dan untuk jasa yang mereka berikan,mereka menerima komisi atau provisi.

10.  Pembelian secara remburs, lebih bersifat cara pembayaran, yaitu pembayaran dilakukan kepada pembawa atau yang mengangkut barang.



4.      PROSEDUR PEMBELIAN
            Prosedur transaksi pembelian secara garis besar menurut mulyadi (2001: 302) adalah sebagai berukut :
1.      Fungsi Gudang mengajuakn permintaan pembelian ke fungsi pembelian
2.      Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3.      Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
4.      Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok
5.      Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
6.      Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan
7.      Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
8.      Fungsi Akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.


BAB III
PENUTUP


            KESIMPULAN

            Pembelian merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam       memenuhi kebutuhan produk atau bahan baku produk yang didapat dari pemasok atau supplier.
            sistem informasi pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.


Baca Selengkapnya ...

Follower