Tugas
Pengantar Teknologi Informasi
Topik :
Komputer Khusus
Judul :
Komputer Khusus Perbankan
Dosen
Pengampu : Hari Agung B, M.Kom
Nama : RIZKI ANDRIYANI
Nim : 13.230.0078
Kelompok : 3
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Teknologi Komputer
(STMIK) Widya Pratama 2013/2014
KOMPUTER KHUSUS PERBANKAN
Semakin majunya teknologi di dunia
transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk
mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan
harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang
dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai
mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat
internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan
teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa
seperti :
- Adanya
transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM
( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan
Database di bank – bank.
-
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer
hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat.
Contohnya : email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan
teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan
menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa.
Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone
banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari
pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan
transaksi yang berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan teknologi
perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia,
termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis
industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan
pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi
(pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi
datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau
berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas
pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut
diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit,
Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI)
telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini.
Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian,
departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut
tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi
unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan
teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang
tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan
untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk
dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih,
menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI
di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang
akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai
peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas
dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem
aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa
mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas
moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan
software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar
relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih
sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan
nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang
kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang
relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas
transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa
BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam
lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak
efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah
yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer
perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau
Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang
relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan,
termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan
jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar,
selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR
kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya
karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang
dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari
walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi
oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank
mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi
dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat
digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya
berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk
menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan
data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software
computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan
pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user
friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan
berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi
petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang
menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada
software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara
keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi
kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan
petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting
system)
Data atau informasi yang dibutuhkan
harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank
memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam
proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh
pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi
lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan
diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek
pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan
tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut
pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan
software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya
merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable
file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi
seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software
tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami
software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi dan hubungan
antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi
pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Trend Produk Sistem Informasi
Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia
memiliki produk dan layanan:
- Tabungan
- Deposito
- Giro
- Kartu Debit
- Kartu Kredit
- Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik
menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit
Access Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet
tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750
kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai,
dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4
juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan
melalui ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali.
Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
- Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog
teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama makin
digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan
kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet,
makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat ini standar layanan ritel
banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi
nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun
banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
- Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
- Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan
tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang
dimiliki oleh setiap Bank.
Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya
kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi
pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat
mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan
berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan
inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi
global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC
lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui
Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet
Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat
berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi
keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan
internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan
bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan
pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun
dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi,
bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D. World
Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh
dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam
membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap
komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari
setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau
dari tempat yang jauh.
E. e-
commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang
memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan
dapat secara langsung tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya
untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat
dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business
to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung,
terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive
order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas
bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace),
Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai
pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan
pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank atau Credit Card,
setelah proses order terpenuhi persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses
dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C
sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e-
retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet
akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah
memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen
kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik
layar (back end)
j. Cara mempertahankan
pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan
retail konvensional :
1. Kecepatan menanggapi:
Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan
terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu
berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus
perkembangan produk
4. Kemantapan
eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga
menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply
chain, yaitu:
1. Kesempurnaan
operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas
upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan dengan
memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
3. Menciptakan
kerjasama baru
4. Mengolola
kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi
hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas
akan sangat membantu dalam mengimplementasikan strategi rantai persediaan,
antara lain menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan
sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai
kesempurnaan e-retailing.
G. e-
government
Sistem informasi pemerintahan yang
berbasis web dan internet protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah
kepada warganya secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP,
Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e-
resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi
Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA)
yang saat ini masih diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku
pemegang hak pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan
kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara
pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan
investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
I. LAN
–sharing
Merupakan teknologi
peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan bersama-sama baik dalam
Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan penggunaan
fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna
Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh
informasi tertentu secara up to date hingga melaksanakan transasksi berbasis
web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi
telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan
berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif
dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi
usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan
menyusun skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis
untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung
semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana
kerangka rumusan solusi yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan
implementasi solusi bagi perusahaan.
Enterprise Solutions Framework
4. Perusahaan Terextensi
|
Transaksi Pelanggan dan
PenyuplaiPenjualan dan transaksi lainnya secara online
|
Komunikasi MarketingBerhubungan
dengan pemegang saham di luar
|
Pembangunan EkosistemPengoperasian
aliansi, pasar, kelompok yang berminat
|
Sistem untuk menghadapi
pasarMenggunakan cyberspace sebagai ruang bisnis utama
|
|
EXTRANET
|
|||||
3. Perusahaan Terintegrasi
|
Sistem Data dan Aplikasi
perusahaanMembangun database dan aplikasi perusahaan
|
Komunikasi seluruh
perusahaanMendorong komunikasi fungsi-silang
|
Manajemen Pengetahuan
PerusahaanMeningkatkan
Modal intelektual dan praktek-praktek
terbaik
|
Inovasi Proses
PerusahaanMerekayasa ulang proses bisnis
|
|
2. Kelompok kerja terotomasi
|
Sistem Data dan Aplikasi Kelompok
kerjaMembangun database dan aplikasi departemen
|
Komunikasi Kelompok kerjaMendorong
komunikasi fungsi-silang
|
Kolaborasi Kelompok KerjaMampu
melakukan penemuan dan pembuatan keputusan secara kolektif
|
Inovasi Proses Kelompok
kerjaMemperbaiki pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
|
|
INTRANET
|
|||||
1. Individu yang berkompeten
diberdayakan
|
Pembuatan, Akses dan Penggunaan DataMampu
melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai
|
Akses dan Otorisasi InformasiMampu
melakukan pembuatan, akses dan distribusi informasi
|
Pelatihan, Pendidikan dan
KeahlianMampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi keahlian
|
Integrasi Alur kerjaMemastikan
integrasi ke dalam sistem alur kerja
|
|
A. DATA
|
B. INFORMASI
|
C. PENGETAHUAN
|
D. PEKERJAAN
|
||
Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Terstruktur
|
||
SISTEM INFORMASI PERBANKAN
SYARIAH
Dalam melakukan kegiatannya
perbankan syariah bekerja sama dengan bidang teknologi informasi untuk
membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat aplikasi khusus
yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan syariah
yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli salam. Dan sudah menjadi
sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah aplikasi teknologi
perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain ( Zachman,
John A., A framework in information systems Architecture, New York: IBM Systems
Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli teknologi informasi
Eropa menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
penting dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi
( Product Operation )
Untuk melihat sifat operasional
aplikasi, hal-hal yang diukur adalah berhubungan dengan teknis analisis
perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama
McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu
s ejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis
(business requirement ). Dalam hal ini mereka harus
mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara arsitektur bank
konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu
kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan
ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu
seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling
berkaitan untuk memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar
modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin
dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu
sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat
dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang
dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor
ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam
menjalani perubahan ( Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha
senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik dari sisi strategi maupun
perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu ada beberapa faktor
pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu
usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan ( error )
maupun usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu
usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi
yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu
usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai
dengan kebutuhan bisnis (business requirement ), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa
semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai dari operating system yang
hampir setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk
mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah
satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pengembangan bisnis di masa depan,
mengingat arah perbankan dunia menuju sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi,
apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi
lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung
maupun dengan perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam
diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk melakukan pencatatan transaksi
atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah data yang diperlukan dalam
pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga tidak akan
mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan
teknologi internet agar dapat diakses secara online oleh petugas
dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua
lembaga perbankan syariah juga membangun website khusus untuk melakukan proses
e-banking untuk memberikan kemudahan kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan
memperoleh informasi tentang perbankan syariah maupun produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia
perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang
tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan
kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu
berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu
bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan
teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga
bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk
saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan
kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan
adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir
dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir
yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan
jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal
ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh
dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena
sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri.
Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing
dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor
pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan.
Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi
yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan
operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu
teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut.
Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to
date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan
langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul
dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu
sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan
tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul
apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal
pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up
to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar
bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi
salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk
perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM),
hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan
harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya,
dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat
dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi
menuntut diantaranya sumber daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia
yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan
semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai
merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut
diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi,
apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya
memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem
teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang
bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam
dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan
bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah
kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses
perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem
perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk
transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat
di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang
mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya digunakan untuk pencatatan
saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan
30 juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga
dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank
Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya
10juta.
Pengembangan lokasi layanan
perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk baru juga
tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi
layanan private banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap
saja. Layanan financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin
marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk
asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi
yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan tergantung pada profil
dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan
saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah
konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi
informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari
semua sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti
dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak
mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa
keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu.
Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan
jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini
primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu.
Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative
yang dapat digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan
meraciknya secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu
menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan baik memberikan competitive
advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas
teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka
yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan
efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan
layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi
adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun,
semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT
Governance, yang berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu
sendiri.
MANFAAT KOMPUTER
Bidang
Bisnis dan Perbankan
Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer
akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun
insidentil dan menyediakan informasi dengan cepat dan tepat.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) / Management Information system
(MIS), merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada
perusahaan yang bergerak bidang perdagangan barang dan jasa baik pada
perusahaan besar, menengah, bahkan perusahaan kecil. SIM diterapkan pada
semua tingkat atau level manajemen yang ada yaitu manajemen tingkat atas(top
management), manajemen tingkat menengah (middle management), dan
manajemen tingkat bawah (lower managementi).
Di perusahaan dagang seperti department store, telah
dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kontrol
komputer sehingga mesin tersebut dapat dikontrol oleh pihak manajer hanya dari
ruangan kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode
barang dagangan, menghitung rugi laba, inventori dan sebagainya. Pada
perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk
menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan
sebagainya.
Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan
analisa keuangan, neraca, rugi laba, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa
software yang secara khusus disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang
perhotelan komputer digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis kamar yang
telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini sudah masyarakat untuk
penjualan pertokoan kecil, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), apotik dan
bermacam-macam usaha kecil lainnya.
PENERAPAN
TEKNOLOGI KOMPUTER DI DUNIA BISNIS PERBANKAN
Di era globalisasi ini, kehidupan
manusia tidak dapat terlepas dari arus komunikasi dan informasi telah menjelma menjadi
suatu kekuatan tersendiri dalam persaingan global yang semakin kompetitif.
kehadiran internet sebagai sebuah fenomena kemajuan teknologi menyebabkan
terjadinya percepatan globalisasi dan lompatan besar bagi penyebaran informasi
dan komunikasi di seluruh dunia.Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah
mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh
peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang
diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam
dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Kegunaan komputer di bidang
perbankan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen bank sendiri dan
juga untuk meningkatkan pelayanan kepada pihak nasabah bank Saat ini dengan
dikenalnya E-Commerce, maka pelayanan transaksi secara online dapat diterapkan
dengan disediakannya ATM kemudian dengan penggunaan internet memudahkan
perbankan dalam melakukan pelayanan kepada nasabahnya melalui INTERNET BANKING
dan SMS BANKING. Pesatnya perkembangan teknologi itu telah membentuk masyarakat
informasi internasional,termasuk di Indonesia. Sehingga satu sama lain
menjadikan belahan dunia ini menjadi sempit dan berjarak pende Berbisnis pun
begitu mudahnya,seperti membalikkan telapak tangan. sehinngga diperlukan
pembentukan hukum baru yang melibatkan berbagai aspek. Misalnya dalam hal
pengembangan dan pengakuan hukum terhadap dokumen serta tandatangan elektronik,
perlindungan dan privasi konsumen,cyber crime, pengaturan konten dan cara-cara
menyelesaikan sengketa domain. Salah satu bank yang paling mutakhir dengan
teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang
dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan
jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking, dll. Padahal
ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan
adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar
teknologi ini masih disupplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi bila lihat
sekarang, banyak vendor-vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi
informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk
menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi
tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai
ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang
sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan,
mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia
perbankan dibutuhkan suatu informasi yang uptodate bagi pihak manajemen
menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga
berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Melalui penggunaan internet sebagai
sarana pertukaran informasi di bidang komunikasi, maka waktu dan tempat
bukanlah menjadi penghalang untuk melakukan transaksi perbankan. Oleh
karenanya, internet banyak dipergunakan dalam kegiatan perbankan di berbagai
negara maju, sebagai alat untuk mengakses data maupun informasi dari seluruh
penjuru dunia. Electronic Fund Transfer (EFT) merupakan salah satu contoh inovasi
dari penggunaan teknologi internet yang mendasar dalam Teknologi Sistem
Informasi (TSI) di bidang perbankan. Contoh dari produk-produk EFT antara lain
meliputi Anjungan Tunai Mandiri (ATM), electronic home banking (biasa disebut
sebagai internet banking), dan money transfer network. Kejahatan internet
banking juga merupakan salah satu bentuk kejahatan di dalam dunia maya atau
disebut sebagai cyber crime di bidang perbankan.Namun masyarakat sering salah
kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses
perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem
perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk
transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat
di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri. Adapun alasan untuk memilih
judul Perlindungan Nasabah Bank Dalam Penggunaan Fasilitas Internet Banking
Atas Terjadinya Cyber Crime”, dikarenakan semakin maraknya penyedia layanan
jasa internet banking di Indonesia sekarang ini. Dengan keluarnya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik kini menjadi
peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin kepastian hukum. Internet
banking kini bukan lagi istilah yang asing bagimasyarakat Indonesia khususnya
yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan semakin banyaknya
perbankan nasional yang menyelenggarakan layanan tersebut.
Di masa mendatang, layanan ini
tampaknya sudah bukan lagi sebuah layanan yang akan memberikan keuntungan bagi
bank yang menyelenggarakannya, tapi sudah seperti keharusan. Keadaannya akan
sama seperti pemberian fasilitas ATM. Semua bank akan menyediakan fasilitas
tersebut. Namun, tampaknya di balik perkembangan ini terdapat berbagai
permasalahan hukum yang mungkin di kemudian hari dapat merugikan masyarakat
jika tidak diantisipasi dengan baik. Internet banking merupakan salah satu
pelayanan perbankan tanpa cabang, yaitu berupa fasilitas yang akan memudahkan
nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa perlu datang ke kantor
cabang. Layanan yang diberikan internet banking kepada nasabah berupa transaksi
pembayaran tagihan, informasi rekening, pemindahbukuan antar rekening, infomasi
terbaru mengenai suku bunga dan nilai tukar valuta asing, administrasi mengenai
perubahan Personal Identification Number (PIN), alamat rekening atau kartu,
data pribadi dan lain-lain, terkecuali pengambilan uang atau penyetoran uang.
Karena untuk pengambilan uang masih memerlukan layanan ATM dan penyetoran uang
masih memerlukan bantuan bank cabang. Praktek internet banking ini jelas akan
mengubah strategi bank dalam berusaha. Setidaknya ada faktor baru yang bisa
mempengaruhi pengkajian suatu bank untuk membuka cabang baru atau menambah ATM.
Internet banking memungkinkan nasabah untuk melakukan pembayaran-pembayaran
secara online. Internet banking juga memberikan akomodasi kegiatan perbankan
melalui jaringan komputer kapan saja dan dimana saja dengan cepat, mudah dan
aman karena didukung oleh sistem pengamanan yang kuat. Hal ini berguna untuk
menjamin keamanan dan kerahasian data serta transaksi yang dilakukan oleh
nasabah. Selain itu, dengan internet banking, bank bisa meningkatkan kecepatan
layanan dan jangkauan dalam aktivitas perbankan. Dalam perkembangan teknologi
perbankan seperti internet banking, pihak bank harus memperhatikan aspek
perlindungan nasabah khususnya keamanan yang berhubungan dengan privasi
nasabah. Keamanan layanan online ada empat, yaitu keamanan koneksi nasabah,
keamanan data transaksi, keamanan koneksi server, dan keamanan jaringan sistem
informasi dari server. Selain itu, aspek penyampaian informasi produk perbankan
sebaiknya disampaikan secara proporsional, artinya bank tidak hanya
menginformasikan keunggulan atau kekhasan produknya saja, tapi juga system
keamanan penggunaan produk yang ditawarkan. Pengamanan internet banking berupa
pemakaian sistem firewall untuk pembatasan akses. Pengamanan berlapis ini,
tentu saja ditambah dengan keamanan yang dipunyai oleh setiap nasabah berupa
identitas pengguna (user ID) dan PIN. Ditambah lagi dengan program Secure
Sockets Layer (SSL) 3.0 dengan sistem pengacakan 128 bit. Pengaman tersebut
oleh bank disesuaikan dengan standar internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Posting Komentar