Nama:Dwi fatiatul izza
Nim:13.230.0095
Tugas: lan dan sistem
informasi geografis
PENDAHULUAN
I.LATAR
BELAKANG MASALAH
Jaringan
LAN adalah sebuah singkatan dari “Local Area
Network” sebuah nama yang dikenal dalam pelajaran ilmu komputer.
Jaringan LAN hanya berfrekuensi repiter kecil saja, seperti halnya jaringan
komputer pada sebuah LAB Sekolah maupun kampus, biasanya yang di sambungkan
dengan menggunakan Kabel UTP.lan berfungsi untuk Dipergunakan untuk
untuk menghubungkan komputer-komputer untuk memakai bersama sumberdaya
(resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.Jaringan lan
ada bermacam –macam diantaranya evdo, wireless ,dan masih banyak lagi . kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 Ethernet
menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100,
atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau
biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN.
Pada makalah ini penulis membahas
tentang jaringan Wireless (wi-fi sebagai slah satu jaringan berbasis lan.
II.Rumusan Masalah
Pada bab
ini akan dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya :
a.pengertian WLAN
b.Perkembangan WLAN
b.Perkembangan WLAN
c.Mode koneksi WLAN
d.keuntungan dan kelemahan WLAN
e.Cara membangun jaringan WlAN
f.cara kerja jaringan wlan
g.arsitektur jaringan wlan
h.roaming jaringan wlan
i.keamanan jaringan wlan
III
. PEMBAHASAN
a.Pengertian WLAN
Wireless local area network (WLAN) atau disebut juga dengan Jaringan Lokal Nirkabel (LAN Nirkabel) menghubungkan dua atau lebih peralatan dengan memanfaatkan metode pendistribusion tanpa kabel (biasanya dengan spektrum-sebar atau gelombang radio OFDM), dan biasanya menyediakan koneksi antara sebuah titik akses dengan cakupan internet yang lebih luas. Hal ini memudahkan mobilitas pengguna tanpa terputus dari jaringan (network). Area dapat berjarak dari sebuah ruangan tunggal hingga ke satu area (misalnya gedung). Tulang punggung jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
Wireless local area network (WLAN) atau disebut juga dengan Jaringan Lokal Nirkabel (LAN Nirkabel) menghubungkan dua atau lebih peralatan dengan memanfaatkan metode pendistribusion tanpa kabel (biasanya dengan spektrum-sebar atau gelombang radio OFDM), dan biasanya menyediakan koneksi antara sebuah titik akses dengan cakupan internet yang lebih luas. Hal ini memudahkan mobilitas pengguna tanpa terputus dari jaringan (network). Area dapat berjarak dari sebuah ruangan tunggal hingga ke satu area (misalnya gedung). Tulang punggung jaringan biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan
frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik
akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya
bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a). Kebanyakan
peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE 802.11g
dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP dan atau WPA.
LAN Nirkabel menjadi sangat popular untuk pemakaian rumahan karena
kemudahan instalasinya dan manfaat komersial yang banyak yang ditawarkan kepada
pengguna; seringnya dalam bentuk gratis. LAN Nirkabel banyak dimanfaatkan di
kota-kota besar, misalnya di Kantor Pemerintahan untuk menghubungkan satu
wilayah kerja dengan wilayah kerja lainnya.
b. Perkembangan WLAN
Jaringan tanpa kabel
sebenarnya tidak sesulit sistem jaringan kabel bahkan dinilai relatif lebih
mudah. Sistem jaringan WIFI atau Wireless tidak memerlukan kabel sebagai
penghubungan antar jaringan dan komputer. Bila jenis jaringan kabel yang
memanfaatkan kabel Coaxial atau UTP memerlukan kabel sebagai media tranfer,
dengan Wireless network hanya dibutuhkan ruang atau space di mana jarak jangkau
network (jaringan) dibatasi hanya oleh kekuatan pancaran signal radio dari
masing masing komputer.
Jaringan Lokal Nirkabel (WLAN) didasari pada spesifikasi
IEEE 802.11, yakni sekumpulan standar yang kemudian berkembang dengan beberapa
spesifikasi, antara lain 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n mengenai Wi-Fi,
Hotspot, LAN, dan Sharing Internet.
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian
teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat
WLAN. Dengan kata lain, Wi-Fi adalah nama dagang (certification) yang diberikan
pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (Internet) yang bekerja di jaringan
WLANs dan sudah memenuhi kualitas interoperability yang dipersyaratkan.
Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti
handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat
mentransfer data dengan cepat dan aman. Karena sistem WIFI mengunakan transmisi
frekuensi secara bebas, maka pancaran signal yang ditransmit pada unit WIFI
dapat ditangkap oleh komputer lain sesama pemakai Wifi. Namun, dengan ketentuan
telah memperoleh izin untuk masuk ke sebuah network. Pada teknologi WIFI
ditambahkan juga sistem pengaman misalnya WEP (Wired Equivalent Privacy) untuk
pengaman sehingga antar computer yang telah memiliki otorisasi dapat saling
berbicara.
c.MODE KONEKSI
Agar sebuah computer dapat saling terhubung dengan network
wireless maka dapat dilakukan dalam mode Ad-Hoc atau mode Infrastructure.
2.5.1 Mode Ad-Hoc
Jaringan ad-hoc adalah jaringan di mana stasiun berkomunikasi hanya peer to peer (P2P). Jaringan ini dapat dikonfigurasi dengan menggunakan Perangkat Layanan Independen Dasar (IBSS).
Jaringan ad-hoc adalah jaringan di mana stasiun berkomunikasi hanya peer to peer (P2P). Jaringan ini dapat dikonfigurasi dengan menggunakan Perangkat Layanan Independen Dasar (IBSS).
Gambar Peer-to-Peer atau
ad-hoc wireless LAN
Sebuah jaringan peer-to-peer (P2P) memungkinkan perangkat nirkabel
untuk secara langsung berkomunikasi satu sama lain. Perangkat nirkabel dalam
jangkauan satu sama lain dan dapat saling menemukan serta berkomunikasi
langsung tanpa melibatkan titik akses pusat. Metode ini biasanya digunakan oleh
dua komputer sehingga mereka dapat terhubung satu sama lain untuk membentuk
jaringan.
Tidak seperti pada jaringan kabel yang mana jaringan peer to peer
hanya berlangsung antara dua komputer, jaringan peer to peer pada jaringan WLAN
dapat dilakukan oleh tiga komputer secara bersama. Semua komputer dapat
berhubungan secara langsung dan menggunakan sumber daya yang ada secara
bersama.
Pada jaringan ad-hoc, masing-masing komputer cukup dipasang kartu
WLAN dan tidak diperlukan peralatan lain. Pada jaringan ini, hanya dimungkinkan
terjadinya hubungan antar komputer dalam kelompok jaringan tersebut dan tidak
dapat untuk mengakses jaringan lain kecuali salah satu komputer difungsikan
sebagai bridge (akan dijelaskan berikutnya). Jika jumlah komputer sudah
mencapai tiga dan ada komputer lain yang ingin masuk pada jaringan ini, maka
biasanya tidak akan berhasil sampai salah satu dari komputer yang ada
memutuskan hubungan dengan jaringan. Intinya, pada jaringan peer to peer WLAN
hanya diijinkan untuk hubungan antar tiga komputer.
Jika kekuatan sinyal meter digunakan dalam situasi ini, tidak
dapat membaca kekuatan secara akurat dan dapat menyesatkan, karena register
kekuatan sinyal terkuat, yang mungkin merupakan komputer terdekat.
IEEE 802.11 mendefinisikan lapisan fisik (PHY) dan lapisan MAC
(Media Access Control) berdasarkan CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access
dengan Collision Avoidance). Spesifikasi 802,11 mencakup ketentuan-ketentuan
yang dirancang untuk meminimalkan tabrakan yang disebabkan karena dua unit
mobile dalam jangkauan jalur akses umum, tetapi di luar jangkauan satu sama
lain.
Pada 802,11 memiliki dua mode dasar operasi: modus ad-hoc dan mode
infrastruktur. Dalam mode ad-hoc, unit mobile mengirimkan langsung secara
peer-to-peer. Dalam mode infrastruktur, unit mobile berkomunikasi melalui jalur
akses yang berfungsi sebagai jembatan untuk infrastruktur jaringan kabel.
Karena komunikasi nirkabel menggunakan media yang lebih terbuka untuk
komunikasi dibandingkan dengan LAN kabel, 802,11 desainer juga termasuk
mekanisme enkripsi bersama-kunci: Wired Equivalent Privacy (WEP), Wi-Fi
Protected Access (WPA, WPA2), untuk mengamankan jaringan komputer nirkabel
2.5.2 Mode Infrastruktur
Mode Infrastruktur adalah koneksi antara dua komputer atau lebih, dengan Access Point (AP) sebagai pengatur lalu lintasnya. Acces Point adalah suatu perangkat yang dapat memancarkan sinyal Wifi dalam jangkauan tertentu (sering disebut hotspot). Melalui sinyal Wifi tersebut, beberapa client bisa terkoneksi ke jaringan dan AP-lah yang akan mengatur lalu lintas datanya.
Mode Infrastruktur adalah koneksi antara dua komputer atau lebih, dengan Access Point (AP) sebagai pengatur lalu lintasnya. Acces Point adalah suatu perangkat yang dapat memancarkan sinyal Wifi dalam jangkauan tertentu (sering disebut hotspot). Melalui sinyal Wifi tersebut, beberapa client bisa terkoneksi ke jaringan dan AP-lah yang akan mengatur lalu lintas datanya.
D.KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
WLAN
Wireless local area network (LAN Nirkabel) adalah sistem komunikasi data yang fleksibel yang dapat diimplementasikan sebagai perpanjangan atau pun sebagai alternatif pengganti untuk jaringan kabel LAN. Dengan menggunakan teknologi frekuensi radio, wireless LAN mengirim dan menerima data melalui media udara, dengan meminimalisasi kebutuhan akan sambungan kabel. Dengan begitu, wireless LAN telah dapat mengkombinasikan antara konektivitas data dengan mobilitas user.
Wireless local area network (LAN Nirkabel) adalah sistem komunikasi data yang fleksibel yang dapat diimplementasikan sebagai perpanjangan atau pun sebagai alternatif pengganti untuk jaringan kabel LAN. Dengan menggunakan teknologi frekuensi radio, wireless LAN mengirim dan menerima data melalui media udara, dengan meminimalisasi kebutuhan akan sambungan kabel. Dengan begitu, wireless LAN telah dapat mengkombinasikan antara konektivitas data dengan mobilitas user.
2.5.1 Keunggulan WLAN
Dengan wireless LAN, user bisa membagi akses informasi tanpa harus mencari tempat sebagai sambungan kabel ke jaringan, dan network manager bisa menset up atau menambah jaringan tanpa harus melakukan instalasi atau pun penambahan kabel. Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.
Dengan wireless LAN, user bisa membagi akses informasi tanpa harus mencari tempat sebagai sambungan kabel ke jaringan, dan network manager bisa menset up atau menambah jaringan tanpa harus melakukan instalasi atau pun penambahan kabel. Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.
· Mobility : Sistem wireless LAN bisa
menyediakan user dengan informasi access yang real-time, dimana saja dalam
suatu organisasi. Mobilitas semacam ini sangat mendukung produktivitas dan
peningkatan kualitas pelayanan apabila dibandingkan dengan jaringan kabel
· Installation Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap atau pun tembok.
· Installation Flexibility : Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.
· Reduced Cost-of-Ownership : Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.
· Scalability : Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.
· Installation Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap atau pun tembok.
· Installation Flexibility : Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.
· Reduced Cost-of-Ownership : Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.
· Scalability : Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.
2.5.2 Kelemahan WLAN
Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi. Hal ini menyebabkan berbagai hal dimungkinan terjadi pada lapisan fisik, antara lain:
Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi. Hal ini menyebabkan berbagai hal dimungkinan terjadi pada lapisan fisik, antara lain:
· Interception atau penyadapan. Hal ini sangat
mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools
dengan mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar
oleh tools tools tersebut.
· Injection. Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu.
· Jamming. Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya.
· Locating Mobile Nodes. Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
· Access Control. Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik.
· Hijacking. Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.
· Injection. Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu.
· Jamming. Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya.
· Locating Mobile Nodes. Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
· Access Control. Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik.
· Hijacking. Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.
Pada lapisan MAC (data layer) juga terdapat kelemahan yakni jika
sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang sama dan
terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun.
Selain itu MAC address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi)
membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data atau MAC juga digunakan
dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x
plusTKIP/AES).
Adapun Keunikan jaringan lokal nirkabel antara lain:
· Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang
disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal
terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada
komunikasi wireless dengan IR).
· Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
· Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
· Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul.
· Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
· Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
· Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul.
E. CARA MEMBANGUN JARINGAN LAN
a. Pemasangan
Kabel
Dalam penyambungan kabel
pada konektor Rj-45 ada dua jenis model. Yang pertama dinamakan dengan jenis
sambungan Crossover Cable yang kegunaanya untuk menghubungkan dua computer
membentuk LAN tanpa melalui hub. Dan untuk menghubungkan antara hub ke sebuah
hub lainnya.
Yang kedua dinamakan
dengan jenis sambungan Straight-Through Cable yang dipakai untuk menghubungkan
computer kesebuah hub.
Urutan penyambungan
kabel UTPke konektor RJ-45 untuk metode straight cable.
Putih Orange
|
1
|
Putih Orange
|
Orange
|
2
|
Orange
|
Putih Hijau
|
3
|
Putih Hijau
|
Biru
|
4
|
Biru
|
Putih Biru
|
5
|
Putih Biru
|
Hijau
|
6
|
Hijau
|
Putih Coklat
|
7
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
8
|
Coklat
|
Urutan Straigh dipakai
untuk menghubungkan computer ke switch ata hub lainnya.
Untuk penyambungan kabel
UTP ke konektor RJ-45 untuk metode Cross Cable , dengan urutan kabelnya.
Putih Orange
|
1
|
Putih Hijau
|
Orange
|
2
|
Hijau
|
Putih Hijau
|
3
|
|
Biru
|
4
|
Biru
|
Putih Biru
|
5
|
Putih Biru
|
Hijau
|
6
|
Hijau
|
Putih Coklat
|
7
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
8
|
Coklat
|
Cable Crossed digunakan untuk sambungan PC to PC dan Hub to Hub
IP Addres adalah alamat yang diberikan pada jaringan computer dan peralatan
jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka
biner yang dapat dituliskan sebagi empat kelompok angka decimal yang dipisahkan
oleh tanda titik seperti 192.168.0.1.
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana
networdk ID menentukan alamat jaringan computer, router, switch. Oleh sebab itu
IP address. Memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan dimana
host itu berada.
Kelas-kelas IP Address
Untuk mempermudah pemakalan, tergantung pada kebutuhan pemakal, IP address
dibagi dalam tiga kelas seperti diperlihatkan pada gambar berikut :
IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx. – 126.xxx.xxx.xxx., terdapat
16.777.214 (16 Juta) IP address pada tiap kelas A.
IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Pada IP address kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID
ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A,
misalnya 113.46.5.6 ialah :
Network ID = 113
Host ID = 46.5.6
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 padanetwork nomor
113.IP address kelas B biasanya dialokasikan untukjaringan berukuran sedang dan
besar. Pada IP address kelasB, network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host
ID ialah16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IPaddress kelas B,
misalnya 132.92.121.1Network ID = 132.92Host ID = 121.1Sehingga IP address di
atas berarti host nomor 121.1pada network nomor 132.92. dengan panjang host ID
16 bit,network dengan IP address kelas B dapat menampung sekitar65000 host.
Range IP 128.0.xxx.xxx – 191.155.xxx.xxx IP address kelas C awalnya digunakan
untuk jaringanberukuran kecil (LAN). Host ID ialah 8 bit terakhir.
Dengankonfigurasi ini, _ias dibentuk sekitar 2 juta network
denganmasing-masing network memiliki 256 IP address. Range IP192.0.0.xxx –
223.255.255.x.
Pengalokasian IP address
padadasarnya ialah proses memilih network Id dan host ID yangtepat untuk suatu
jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasiini tergantung dari tujuan yang hendak
dicapai, yaitumengalokasikan IP address seefisien mungkin
F CARA KERJA
WLAN
Wireless LAN menggunakan electromagnetic airwaves (radio atau infrared) untuk menukarkan informasi dari satu titik ke titik lainnya tanpa harus tergantung pada sambungan secara fisik.Gelombang radio biasa digunakan sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke penerima. Data ditransmikan dengan cara ditumpangkan pada gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima. Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal informasi yang sedang ditransmisikan. Begitu datanya sudah dimodulasikan pada gelombang radio pembawa, sinyal radio akan menduduki lebih dari satu frekuensi, hal ini terjadi karena frekuensi atau bit rate dari informasi yang memodulasi ditambahkan pada sinyal carrier.
Wireless LAN menggunakan electromagnetic airwaves (radio atau infrared) untuk menukarkan informasi dari satu titik ke titik lainnya tanpa harus tergantung pada sambungan secara fisik.Gelombang radio biasa digunakan sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke penerima. Data ditransmikan dengan cara ditumpangkan pada gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima. Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal informasi yang sedang ditransmisikan. Begitu datanya sudah dimodulasikan pada gelombang radio pembawa, sinyal radio akan menduduki lebih dari satu frekuensi, hal ini terjadi karena frekuensi atau bit rate dari informasi yang memodulasi ditambahkan pada sinyal carrier.
Multiple radio carrier bisa
ada dalam suatu ruang dalam waktu yang bersamaan tanpa terjadi interferensi
satu sama lain jika gelombang radio yang ditransmisikan berbeda frekuensinya.
Untuk mengekstrak data, radio penerimanya diatur dalam satu frekuensi dan
menolak frekuensi-frekuensi lain. Pada konfigurasi wireless LAN tertentu,
transmitter/receiver (transceiver) device, biasa disebut access point,
terhubung pada jaringan kabel dari lokasi yang fixed menggunakan kabel
standard. Sebuah access point bisa mensupport sejumlah group kecil dari user
dan bisa dipakai dalam jarak antara seratus sampai beberapa ratus kaki.
Access point (atau antena
yang terhubung pada access point) biasanya diletakkan pada tempat yang tinggi
tapi dapat juga diletakkan dimana saja untuk mendapatkan cakupan yang
dikehendaki. End user access wireless LAN menggunakan wireless-LAN adapters,
biasa terdapat pada PC card pada notebook atau palmtop computer, atau sebagai
card dalam desktop computer, atau terintegrasi dalam hand-held computer.
G. ARSITEKTUR WLAN
A. Stasiun
Semua komponen yang dapat terhubung ke media nirkabel dalam jaringan disebut sebagai stasiun. Semua stasiun dilengkapi dengan kontroler antarmuka jaringan nirkabel (WNICs). Stasiun nirkabel jatuh ke salah satu dari dua kategori: akses poin, dan klien. Akses poin (AP), biasanya router, adalah BTS untuk jaringan nirkabel. Mereka mengirim dan menerima frekuensi radio untuk perangkat berkemampuan nirkabel untuk berkomunikasi. Klien nirkabel dapat berupa perangkat mobile seperti laptop, personal digital assistant (PDA), telepon IP dan smartphone, atau perangkat tetap seperti desktop dan workstation yang dilengkapi dengan jaringan nirkabel antarmuka.
A. Stasiun
Semua komponen yang dapat terhubung ke media nirkabel dalam jaringan disebut sebagai stasiun. Semua stasiun dilengkapi dengan kontroler antarmuka jaringan nirkabel (WNICs). Stasiun nirkabel jatuh ke salah satu dari dua kategori: akses poin, dan klien. Akses poin (AP), biasanya router, adalah BTS untuk jaringan nirkabel. Mereka mengirim dan menerima frekuensi radio untuk perangkat berkemampuan nirkabel untuk berkomunikasi. Klien nirkabel dapat berupa perangkat mobile seperti laptop, personal digital assistant (PDA), telepon IP dan smartphone, atau perangkat tetap seperti desktop dan workstation yang dilengkapi dengan jaringan nirkabel antarmuka.
B Perangkat Dasar layanan (Basic Service Set)
Perangkat layanan dasar (BSS) adalah himpunan semua stasiun yang dapat berkomunikasi satu sama lain. Setiap BSS memiliki identifikasi (ID) disebut BSSID, yang adalah alamat MAC dari titik akses melayani BSS.
Perangkat layanan dasar (BSS) adalah himpunan semua stasiun yang dapat berkomunikasi satu sama lain. Setiap BSS memiliki identifikasi (ID) disebut BSSID, yang adalah alamat MAC dari titik akses melayani BSS.
Ada dua jenis BSS: Independent BSS (juga disebut sebagai IBSS),
dan infrastruktur BSS. Sebuah BSS Independen (IBSS) adalah sebuah jaringan
ad-hoc yang berisi jalur tanpa akses, yang berarti mereka tidak dapat terhubung
ke setiap himpunan layanan dasar lainnya.
C. Perangkat Perluasan layanan (Extended
Service Set)
Sebuah perangkat perluasan layanan (ESS) adalah seperangkat BSS
yang saling terhubung. Akses poin dalam sebuah ESS dihubungkan oleh suatu
sistem distribusi. Setiap ESS memiliki ID yang disebut SSID yang merupakan
32-byte (maksimum) string karakter.
I.ROAMING
Ada dua definisi untuk LAN nirkabel jelajah:
Ada dua definisi untuk LAN nirkabel jelajah:
· Internal Roaming (1): The Mobile Station (MS)
bergerak dari satu titik akses (AP) ke AP lain dalam jaringan rumah karena kekuatan
sinyal terlalu lemah. Sebuah server otentikasi (RADIUS) mengandaikan ulang
otentikasi MS melalui 802.1x (misalnya dengan PEAP ). Penagihan dari QoS adalah
di jaringan rumah. Sebuah Mobile Station roaming dari satu titik akses ke lain
sering menyela aliran data antara Mobile Station dan aplikasi yang terhubung ke
jaringan. Mobile Station, misalnya, secara berkala memantau keberadaan jalur
akses alternatif (perangkat yang akan menyediakan koneksi yang lebih baik).
Pada beberapa titik, berdasarkan mekanisme proprietary, Mobile Station
memutuskan untuk kembali bergaul dengan jalur akses yang memiliki sinyal
nirkabel yang kuat. Mobile Station, bagaimanapun, dapat kehilangan koneksi
dengan jalur akses sebelum bertemu dengan jalur akses lain. Untuk memberikan
koneksi yang handal dengan aplikasi, Mobile Station umumnya harus menyertakan
perangkat lunak yang menyediakan kehandalan.
· Eksternal Roaming (2): MS (klien) bergerak ke WLAN lain, Internet Service Provider Wireless (WISP) dan membutuhkan Hotspot. Pengguna dapat secara independen mengakses dari jaringan rumah menggunakan jaringan asing lain, jika dimungkinkan. Harus ada otentikasi khusus dan sistem penagihan untuk layanan mobile di jaringan asing.
· Eksternal Roaming (2): MS (klien) bergerak ke WLAN lain, Internet Service Provider Wireless (WISP) dan membutuhkan Hotspot. Pengguna dapat secara independen mengakses dari jaringan rumah menggunakan jaringan asing lain, jika dimungkinkan. Harus ada otentikasi khusus dan sistem penagihan untuk layanan mobile di jaringan asing.
J. KEAMANAN W-LAN
Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.
Salah satu altivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan hacking (pembajakan) adalah wardriving. Wardriving adalah usaha untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain. Ada tiga metode keamanan yang diterapkan dalam jaringan WLAN sebagai berikut.
· WEP (Wired Equivalent Privacy). Metode ini dimaksudkan untuk menghentikan intersepsi isyarat gelombang elektromagnetik oleh user yang tidak berhak. Metode ini dilakukan dengan cara memberi semua klien dan access point dengan kunci enkripsi dan dekripsi yang sama. WEP didasarkan pada algoritma enkripsi RC4 dari RSA Data Systems.
· SSID (Service Set Identifier). Metode ini dilakukan dengan cara memberi suatu SSID yang berlaku sebagai password sederhana yang memungkinkan suatu jaringan WLAN dipisahkan dalam beberapa network yang berbeda. Pengenal ini diprogram dalam access point, sehingga semua klien yang akan mengakses jaringan ini harus dikonfigurasi menggunakan pengenal SSID yang sesuai.
· Filter Alamat MAC (Media Access Control). Metode ini digunakan untuk membatasi akses pada jaringan WLAN menggunakan daftar alamat MAC pada klien. Alamat MAC ini dimasukkan dalam access point sedemikian, sehingga hanya klien yang punya alamat MAC yang terdaftar saja yang dapat mengakses jaringan WLAN.
Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.
Salah satu altivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan hacking (pembajakan) adalah wardriving. Wardriving adalah usaha untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain. Ada tiga metode keamanan yang diterapkan dalam jaringan WLAN sebagai berikut.
· WEP (Wired Equivalent Privacy). Metode ini dimaksudkan untuk menghentikan intersepsi isyarat gelombang elektromagnetik oleh user yang tidak berhak. Metode ini dilakukan dengan cara memberi semua klien dan access point dengan kunci enkripsi dan dekripsi yang sama. WEP didasarkan pada algoritma enkripsi RC4 dari RSA Data Systems.
· SSID (Service Set Identifier). Metode ini dilakukan dengan cara memberi suatu SSID yang berlaku sebagai password sederhana yang memungkinkan suatu jaringan WLAN dipisahkan dalam beberapa network yang berbeda. Pengenal ini diprogram dalam access point, sehingga semua klien yang akan mengakses jaringan ini harus dikonfigurasi menggunakan pengenal SSID yang sesuai.
· Filter Alamat MAC (Media Access Control). Metode ini digunakan untuk membatasi akses pada jaringan WLAN menggunakan daftar alamat MAC pada klien. Alamat MAC ini dimasukkan dalam access point sedemikian, sehingga hanya klien yang punya alamat MAC yang terdaftar saja yang dapat mengakses jaringan WLAN.
Nama:dwifatiatulzza
Tugas: Sistem informasi geografis
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem
Informasi Geografi merupakan software yang didesain untuk melakukan analisa
geografi, dan sebagian besar software tersebut dapat digunakan untuk
memanipulasi spasial dan atribut atau tabular data. Sistem Informasi Geografi
sering dikacaukan dengan sistem automasi kartografi yang menyimpan peta dalam
bentuk automatis dan digital. Fungsi utama sistem kartografi adalah untuk
pembuatan peta, sedangkan sistem informasi geografi adalah untuk melakukan
analisa dengan menggabungkan data spasial dan non spasial.
SIG
ini merupakan teknik berbasis komputer untuk memasukan, mengolah, dan
menganalisis data-data obyek permukaan bumi dalam bentuk grafis, koordinat, dan
database; di mana hasilnya bisa menggambarkan sebuah fenomena keruangan
(spasial) yang bisa digunakan sebagai basis informasi untuk pengambilan
keputusan di berbagai bidang.
Software
grafik yang lain contohnya Computer Aided Desain (CAD), biasanya digunakan
untuk desain rekayasa dan arsitektur. Computer Aided Desain (CAD) terbatas
untuk tidak mempunyai kemampuan analitikal operasi.
Auto
Mapping dan Facility Managemen software (AM/FM) adalah merupakan cangkokan
antara SIG dan CAD. AM/FM ini menekankan pada query dan biasanya digunakan pada
perusahan yang bergerak pada bidang utility dan perencanaan kota.
Teknologi
SIG menggabungkan data spasial dengan spasial yang lain di dalam satu system.
System ini menawarkan suatu kerangka yang konsisten untuk analisa geografi.
Dengan menggabungkan peta dan spasial informasi yang lain dalam bentuk digital,
SIG bisa digunakan untuk manipulasi dan penampilan yang terbaru dari
pengetahuan SIG dan cara yang sangat menarik.
Sistem
Informasi Geografi menghubungkan antara aktifitas-aktifitas berdasarkan
kedekatan geografi seperti jaringan jalan dengan pasar dan pembuangan limbah
dengan sekolahan.
II
Pada bab ini akan dirumuskan masalah sebagai berikut:
Masalah dapat di uraikan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Sistem Informasi Geografi?
2. Bagaimana cara memahami Software SIG?
3. Bagaimana cara maengaplikasikan SIG dalam kehidupan?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Sistem Informasi
Geografi
Sistem
Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu
sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi
spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu
sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Sistem
Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara
data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara
geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya
akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Pengertian
GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau
geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam
hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003)
mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan
dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data
(penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran
sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan
kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang
berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
2. Pemahaman Sistem Informasi
Geografi
Memahami
Sistem Informasi Geografi dapat Seperti dilihat dalam diagram di bawah ini, SIG
merupakan bagian dari informasi system yang sifatnya spasial informasi sistem.
Di
samping itu pula untuk memahami software SIG dapat dilakukan dengan mengubah
Peta konvensional ke peta digital, sekarang sudah banyak sekali tersedia
softwar-software untuk mendukung tujuan tersebut, salah satunya adalah Arc View
versi 3.3 yang mempunyai fasilitas untuk mendigitasi peta, selain itu juga ada
software Quantum GIS yang dapat menampilkan peta pada browser, sehingga dengan
mudah untuk dipahami
3.Aplikasi Sistem Informasi
Geografi dalam Kehidupan
Aplikasi GIS ini meliputi
banyak sekali sektor, mulai dari analisis lingkungan, optimasi route lalu
lintas, perencanaan wilayah, facility management, riset pasar, data
kependudukan, data lalu lintas. Untuk beberapa jenis aplikasi GIS, misalnya
analisis banjir, modeling produksi padi, simulasi propagasi gelombang radio
atau perkiraan tempat-tempat rawan kecelakaan di jalan raya.
Posting Komentar