NAMA : MIFTAKHUL JANNAH
NIM : 13.230.0046
KELAS :1P53
TOPIK :TELEVISI
JUDUL : HDTV
HDTV (High Definition Television)
HDTV (High Definition Television).
Sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas
ketajaman gambar (resolusi) sangat tinggi. Kualitas gambar yang dihasilkan HDTV
mempunyai ketajaman lebih baik (resolusi 1125 baris, dengan 1080 baris aktif),
variasi warna lebih tajam, berformat layar lebar (dengan aspect ratio TV
digital 16:9 atau 1,78:1), transmisi data digital berbasis 19,3 megabit per
detik, dan jumlah piksel hingga lima kali format standar analog PAL.
HDTV adalah istilah yang melibatkan seluruh aspek
penyiaran, bukan hanya layar TV saja yang menjamin gambar video yang
ditampilkan berupa gambar video definisi tinggi, tetapi mulai dari unit kamera
video, format sinyal serta cara transmisi, sistem penerima, hingga layar
penampil di hadapan para pemirsa. Sistem broadcast HDTV diidentifikasi dengan
tiga parameter utama: ukuran frame, sistem scanning (interlaced scanning dan
progressive scanning) serta frame rate. Kelebihan lain, HDTV berukuran lebih
lebar dibanding TV biasa. Format HDTV menyerupai layar bioskop. HDTV juga dapat
difungsikan sebagai monitor komputer secara langsung.
PAL (Phase Alternating Line). Sistem warna televisi
yang pertama kali dibuat di Jerman, digunakan di Eropa dan beberapa negara lain
termasuk Indonesia. PAL terdiri atas 625 garis pemindaian, berada pada rate 25
frame perdetiknya.SECAM (Sequential Color with Memory). Sistem televisi
berwarna yang dikembangkan di Perancis, menggunakan 25 frame per detik dan 625
garis horizontal.
Komponen system HDTV pada
transmisi satelit:
1. HDTV Monitor
2. HD satellite receiver
3. Standard satellite dish(didalamnya terdapat booster, demodulator, dan decoder)
4. HDMI cable, DVI-D and audio cables, or audio and component video cables
1. HDTV Monitor
2. HD satellite receiver
3. Standard satellite dish(didalamnya terdapat booster, demodulator, dan decoder)
4. HDMI cable, DVI-D and audio cables, or audio and component video cables
Proses yang terjadi pada
system HDTV:
1. Sinyal diterima oleh antenna
atau parabola(bisa juga dengan kabel)
2. Oleh penguat sinyal dikuatkan
3. Di pisahkan sinyal informasi
dan sinyal pembawa oleh demodulator
4. Data digital yang terkode
di-decode oleh decoder
5. Ditampilkan oleh layar TV dan
speaker
Piranti
Penguat dan Penerima Sinyal
Definisi Penguat dan Penerima Sinyal HDTV
Menurut Wikipedia, HDTV (High Definition Television)
atau Televisi Definisi Tinggi adalah sejenis sistem penyiaran televisi yang
memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan format-format resolusi
biasa, yaitu NTSC, SECAM, dan PAL.
Jadi, definisi penguat
dan penerima sinyal HDTV adalah alat yang digunakan untuk memperkuat dan
menerima tanda (isyarat) yang digunakan pada sistem penyiaran televisi yang
memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan format-format resolusi
biasa.
1.
Piranti Penguat dan Penerima Sinyal HDTV
Alat/piranti yang digunakan untuk memperkuat dan
menerima sinyal HDTV yang digunakan saat ini adalah antena, kabel, dan satelit.
2.
Antena
Untuk mendapatkan sinyal tanpa mempermasalahkan jarak
antara lokasi stasiun pemancar dengan rumah (melalui udara), dibutuhkan antena
yang akan menangkap sinyal pancaran. Antena tersebut dapat merupakan antena
yang diletakkan di atap rumah atau di loteng. Jenis antena yang baik untuk
digunakan adalah antena untuk sinyal digital, namun antena UHF/VHF dapat pula
digunakan.
3.
Kabel
Kabel yang digunakan untuk menangkap sinyal digital
untuk HDTV adalah kabel serat optik. Kabel serat optik terbuat dari kaca yang
dapat mentransmisikan sinar cahaya dari suatu tempat dan ke tempat lain dan
mengubahnya menjadi energi listrik.
Proses transmisi yang dilakukan dalam sistem serat
optik ternyata memiliki kelebihan-kelebihan yaitu karena menggunakan cahaya
maka kapasitas informasi yang dapat dibawa sangat besar dibandingkan sistem
komunikasi lainnya, ukuran kabelnya yang kecil dan ringan memudahkan
pengangkutan pemasangan di lokasi yang diinginkan. Ketidak adanya interfensi
atau kebalnya kabel serat optik ini terhadap gelombang lain akan memungkinkan
kabel dipasang pada tegangan tinggi. Selain itu, penjagaan data yang ketat
menyebabkan sulitnya informasi untuk dibajak kecuali timbulnya kerusakan pada
fisik kabel, dan redaman transmisi yang kecil membuat sistem ini menggunakan
repeater yang sedikit.
Karena gambar dan suara dapat ditransmisikan dengan
baik dengan menggunakan kabel serat optik ini, maka kualitas gambar dan suara
yang dapat ditampilkan pada layar televisi pun menjadi lebih baik sehingga
kabel serat optik turut pula berpengaruh pada perkembangan HDTV
4.
Satelit
Cara untuk mendapatkan sinyal digital untuk HDTV
adalah dengan menggunakan satelit. Namun untuk menggunakan satelit untuk
menangkap sinyal digital diperlukan berlangganan pada program TV berlangganan.
Cara kerjanya adalah:
1. Receiver menerima pancaran
data digital dalam format MPEG-2 terenkripsi
2. Data masuk ke conditional
access module, yang berisi algoritma pembuka enkripsi
3. Conditional access module
memeriksa smart card yang berisi otorisasi pelanggan
4. Bila otorisasi diterima,
conditional access module membuka data. Jika kode ditolak data tetap
teracak/terenkripsi
5. Receiver melakukan decoding
data dan menampilkannya.
5.
Penguat
Gelombang yang diterima oleh penerima sinyal merupakan
gelombng elektromagnetik yang lemah. Oleh karena itu, sebelum bisa diolah untuk
proses selanjutnya perlu dikuatka terlebih dahulu. Gelombang yang diterima
diperkuat oleh amplifier menjadi gelombang yang lebih kuat, gelombang hasil
penguatan akan memiliki amplitude dan arus yang jauh lebih besar dari gelombang
asal.
Kelebihan
HDTV
1. Tidak ada kecacatan pada skrin TV akibat isyarat
lemah atau sinyal lemah
2. Warna pada layar TV lebih terlihat realistis
karena lebar jalur yang lebih besar
Kelemahan
HDTV
1. Biaya yang di keluarkan lebih besar dari SDTV
2. Pengguna HDTV terbatas karena faktor kecanggihan
teknologi. Contoh TV yang menggunakan HDTV : Panasonic Viera Line Expands.
Piranti penguat dan penerima sinyal pada HDTV adalah
antena, kabel, parabola, dan amplifier.
Ketiga piranti ini tidak digunakan berhubungan satu
dengan yang lain karena masing-masing piranti memiliki cara kerja
masing-masing.
Apabila menggunakan piranti berupa antena maka sinyal
dapat diperoleh secara gratis sedangkan apabila memilih piranti berupa kabel
atau satelit biasanya harus berlangganan pada suatu privider tertentu untuk
mendapatkan mutu sinyal yang bagus dan akhirnya dapat di tampilkan pada layar
HDTV.
Demodulator
HDTV
Hight Definition Television atau HDTV menggunakan
modulasi digital QPSK dalam transmisi pengiriman gambarnya. QPSK atau
quaternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK, merupakan salah satu bentuk dari
modulasi PSK(phase shift-keying), yang sering digunakan. PSK sendiri adalah
salah satu jenis dari sinyal modulasi yang menyampaikan data dengan melihat
perubahan fase (phase) dari gelombang yang ada.
PSK mempunyai dua cara fundamental dalam
mengiterpretasikan data yang ada, yaitu :
Dengan melihat phase dari sinyal itu sendiri. Cara ini
mengharuskan demodulator mempunyai referensi dari carrier yang digunakan, untuk
dapat mengcompare sinyal yang masuk, sehingga bisa mendapatkan sinyal aslinya
Dengan melihat perubahan (changes) – Differential PSK
(DPSK)- Cara ini mempunyai tingkat kesalahan yang lebih rendah dibandingkan
dengan cara pertama
QPSK menggunakan 4 fase dalam penerapannya, yaitu, 0,
π/2, π, 3π/2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar :
Selain itu, QPSK menggunakan gray coding, dalam system
pengcodeannya. Hal ini jika dilihat pada gamabr di atas, maka dua symbol yang
berdampinyang di bedakan oleh satu bit. Sehingga mempunyai tingkat
kesalahan yang lebih rendah ketimbang PSK yang berbentuk simple -Binary PSK
(BPSK)-, yang hanya menggunakan dua fase.
Piranti
penyajian Gambar
Setelah melalui sebuah receiver, tentunya sinyal yang
sudah diolah memerlukan piranti penyajian. Piranti penyajian yang dimaksud di
sini adalah televisi digital dalam hal ini HDTV.
HDTV dapat menampilkan gambar pada resolusi 480p,
720p, 1080i, dan 1080p. Namun pada umumnya siaran High Definition TV
menggunakan resolusi 720 dan 1080. Transisi gambar pada HDTV biasanya berkisar
antara 24, 30, dan 60 fps (frame per second).
Pada mode interlaced, transisi frame terbagi menjadi 2
kelompok garis-garis horizontal (field). TV dengan resolusi 1080i dan frame
rate 60i berarti menggunakan mode transisi gambar interlaced, memiliki 1080
garis horizontal dan menghasilkan pergantian field sebanyak 60 kali tiap
detiknya. Namun, setiap pergantian field hanya akan merubah 540 horizontal pada
layar, sehingga untuk memperoleh pergantian gambar (frame) secara utuh
memerlukan 2 kali pergantian field. Kelemahan pada mode transisi gambar semacam
ini adalah pada saat menampilkan siaran yang berupa gambar-gambar yang cepat
(seperti balap mobil) yang akan menyebabkan terjadinya pergeseran di antara
kedua bagian tersebut yang mengakibatkan gambar akan tampak pecah-pecah
(kabur).
Pada mode progresive, transisi frame dilakukan secara
keseluruhan. TV dengan resolusi 1080p dan frame rate 60p berarti menggunakan
transisi gambar progressive, memiliki 1080 garis horizontal dan menghasilkan
pergantian frame sebanyak 60 kali tiap detiknya. Setiap pergantian frame akan
menghasilkan 1080 perubahan garis pada layar, sehingga hanya memerlukan
transisi frame satu kali untuk transisi gambar secara utuh. Pada mode transisi
gambar semacam ini tidak akan ada masalah gambar terlihat kabur ketika gambar
yang ditayangkan adalah gambar-gambar yang memerlukan pergantian frame secara
cepat.
Posting Komentar