NAMA : APRILIANTO SETIAWAN
KELAS : 1P53
NIM : 13.230.0121
TEMA
RADIO
JUDUL
RADIO AM
MATERI
SEJARAH DAN CARA KERJA AM
SEJARAH RADIO AM
Radio AM
(modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan
gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang
konstan. Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang
penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.
Pada tahun
1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf
nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa
dikirim pada jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi
radio. Pada tahun 1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal
nirkabel dapat ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya,
pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris
lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.
John
Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan
sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee
deForest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode
audion). Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui
sistem komunikasi nirkabel. Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah.
Barulah pada tahun 1912 [[Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang
radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap
sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari
tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali
perdetik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar
langsung tanpa menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat
penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan
alat terdahulu. Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr.
Lee deforest. Sampai saat ini radio amplifier masih menjadi teknologi inti pada
pesawat radio.
Awalnya
penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama
yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey
Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23
Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat
ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena
kualitas suara yang buruk.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
Kelebihan
AM : sinyal dapat berubah menjadi suara dengan peralatan sederhana. Jika sinyal
cukup kuat, bahkan tidak dibutuhkan sumber daya khusus, dan dapat diterima
dengan sebuah penerima radio kristal sederhana tanpa catu daya sama sekali
(mungkin beberapa pembaca pernah mengalami proyek radio kristal di masa kecil)
Kelemahannya:
dapat terganggu oleh gangguan atmosfir, bandwith yang sempit juga membatasi
kualitas suara yang dapat disampaikan oleh kegiatan broadcasting radio
Blok Diagram Radio
Penerima AM
Blok Diagram Radio AM Penerima. Dalam penerimaan radio
secara umum, dikenal ada dua sistem penerimaan yaitu sistem FM (Frequency Modulation) dan sistem AM (Amplitudo Modulation). Pada sistem AM,
meskipun secara kualitas audio jauh dibandingkan dengan FM, namun sampai saat
ini masih tetap digunakan karena beberapa pertimbangan, khususnya masalah
propagasi gelombang AM dibanding FM.
Propagasi frekuensi gelombang radio siaran AM yang unik
membuat sistem radio AM masih tetap eksis sampai saat ini. Salah satu kelebihan
siaran gelombang AM adalah pada propagasi frekuensi yang digunakan yang
memungkinkan jangkauan siaran sangat jauh akibat pantulan lapisan ionosferpada atmosfer. Gelombang datang dari
ruang bebas ditangkap oleh antena yang selanjutnya diproses pada penerima radio
AM untuk mengembalikan pesan asli yang awalnya memodulasi sinyal pembawa.
Berikut ini blok diagram radio AM secara lazimnya :
1. Antena.
Bertugas menerima pancaran radiasi gelombang
elektromagnetik radio ruang bebas yang berasal dari pemancar radio. Pada antena
selanjutnya energi RF diubah menjadi sinyal listrik dan disalurkan menuju
penerima melalui kabel transmisi.
2. Penguat Tala RF.
Sinyal listrik frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh
antena masih sangat kecil dalam taraf mikrovolt, sehingga harus diperkuat
terlebih dahulu agar mencapai level hingga dapat diperkuat oleh tahap
selanjutnya yaitu pencampur. Selain itu sinyal dari antena masih mengandung
berbagai macam frekuensi dengan spektrum luas sehingga untuk mengoptimalkan
penangkapan dan pemilihan frekuensi gelombang yang akan diteruskan ke tahap penguat
RF digunakan sebuah sistem penguat tala RF.
3. Pencampur (Mixer).
Tahap Pencampur berfungsi untuk menghasilkan frekuensi
antara atau selisih antara frekuensi dari pemancar/pembawa dengan frekuensi
osilator lokal. Pencampur akan selalu mengubah setiap frekuensi gelombang dari
pemancar (yang di tala) menjadi frekuensi selisih IF (Intermediate Frequency) fIF yang nilainya
tetap. Cara tersebut akan meningkatkan selektivitas penerima radio dan
merupakan ciri khas dari sistem radio superheterodyne. Besar
nilai fIF pada
radio AM komersial adalah 455 kHz mengikuti persamaan :
fIF = fOL – fC
dimana :
- fIF = frekuensi antara (Intermediate Frequency)
- fOL = frekuensi osilator lokal
- fC = frekuensi gelombang pembawa dari
pemancar radio
4. Osilator Lokal.
Osilator lokal berfungsi untuk mengkonversi frekuensi
gelombang pembawa menjadi frekuensi antara IF setelah melalui tahap pencampuran
pada Mixer. Variabel Kapasitor untuk osilator lokal berupa dua celah – satu
poros dengan penguat tala RF sehingga selisih frekuensi penalaan dengan
osilator lokal selalu tetap sebesar frekuensi IF. Pada kebanyakan penerima
radio komersial, frekuensi osilator lokal selalu lebih tinggi sebesar frekuensi
IF dibanding frekuensi pembawa seperti persamaan di atas.
5. Penguat IF I dan
Penguat IF II.
Bagian ini menguatkan sinyal selisih fIF dari tahap
pencampur. Menggunakan sistem penguat tertala IF pada frekuensi 455 kHz
sekaligus mampu meredam frekuensi bayangan yang masih lolos dari tahap
pencampur. Lebar bidang dari penguat IF AM berkisar 9 kHz untuk menjamin
selektivitas penerimaan. Pada beberapa sistem radio penerima AM, ada yang
dilengkapi dengan filter keramik pada tahap awal atau akhir penguat IF selain
pemakaian transformator tala IF.
7. Detektor.
Berbeda dengan radio penerima FM, pada AM digunakan
detektor selubung gelombang (Envelope
Detector) dengan rangkaian lebih sederhana dibanding detektor FM.
Biasa digunakan deoda germanium untuk menjamin linearitas dan sensitifitas
keluaran karena germanium memiliki tegangan bias 0,3 V, lebih kecil bila
dibandingkan dengan bahan silikon yang berkisar 0,7 V.
8. AGC (Automatic Gain Control).
Sebuah kendali penguatan otomatis dipasang dengan cara
mencuplik sebagian sinyal audio keluaran dari detektor. Sinyal ini selanjutnya
mengendalikan bias pada penguat IF secara terbalik, dengan demikian diharapkan
dapat diperoleh penguatan yang benar-benar terkendali saat sinyal yang
ditangkap antena mengalami perubahan level amplitudo yang ekstrim khususnya
pada saat puncak sinyal modulasi.
9. Penguat Audio.
Penguat audio menguatkan sinyal audio level rendah dari
detektor. Lebar bidang dari penguat audio tidak se ideal pada sistem radio FM karena
terbatasnya spektrum sinyal informasi audio yang dapat direproduksi pada sistem
radio AM. Blok diagram radio AM. Hal tersebut juga akibat bandwidth yang sangat
terbatas pada penguat IF yang menyebabkan komponen frekuensi tinggi pada sinyal
informasi audio mengalami peredaman dalam reproduksinya. Dengan demikian jangan
berharap kualitas hi-fi dari
reproduksi sinyal pesan pada sistem penerima radio AM.
10. Pengeras Suara.
Merupakan tahap akhir dari sistem blok diagram radio penerima AM.
Pengeras suara mengubah sinyal listrik audio menjadi getaran mekanik suara yang
menggetarkan media udara hingga sampai pada taraf dapat didengar oleh telinga
manusia. Prinsipnya adalah sinyal listrik audio menggerakkan kumparan yang
berada pada daerah medan
magnet melalui GGL yang timbul saat arus listrik melaluinya. Diafragma yang
melekat pada kumparan pada akhirnya bergetar mengikuti getaran kumparan.
BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM
Blok Diagram Pemancar AM (Block
Diagram of AM Transmitter). Pada sistem pemancar AM (Amplitudo Modulation),
proses modulasi mengakibatkan perubahan amplitudo sinyal pembawa berupa level
amplitudo yang sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi (pesan). Pada
sistem pemancar AM, pemodulasian pada umumnya dilakukan pada tingkat akhir
pemancar di bagian final amplifier.
Berikut
Blok Diagram dari sebuah Pemancar AM komersial (broadcast) klasik :
Keterangan :
1. Osilator
Berfungsi membangkitkan getaran
frekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi resonansi lingkar tala dari generator
tala yang biasanya digunakan resonator paralel berupa LC jajar pada pemancar AM
klasik. Beberapa pemancar radio AM menggunakan resonator kristal sebagai
generator frekuensi untuk kestabilan frekuensi yang lebih tinggi. Pada pemancar
AM modern penerapan osilator terkendali PLL lebih banyak diterapkan. Pada pemancar
AM komersial (broadcast) osilator bekerja pada frekuensi mulai 535 s/d 1605 kHz
atau sebesar 1070 kHz dengan lebar spektrum maksimum 10 kHz setiap kanal nya.
Dengan demikian ada 107 pemancar AM yang dapat ditampung pada pita frekuensi
selebar 1070 kHz tersebut.
2. Buffer (Penyangga)
Keluaran dari osilator masih
merupakan sinyal lemah dengan impedansi keluaran yang tinggi sehingga kurang
sesuai untuk menggerakkan rangkaian penguat berikutnya. Tahap penyangga akan
sangat berperan dalam hal ini karena pada intinya adalah sebuah rangkaian
penguat arus bagi osilator. Sebuah penyangga atau buffer identik dengan sebuah
rangkaian dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran yang rendah
sehingga dapat meniadakan efek pembebanan rangkaian.
3. Driver (Kemudi)
Pada blok diagram pemancar am,
tahap ini berfungsi mengatur penguatan daya (tegangan dan arus) sinyal AM
sebelum menuju penguat akhir. Pada bagian ini sering digunakan penguat kelas A
untuk menjamin linieritas sinyal keluaran. Pada penerapannya sering digunakan
beberapa tingkatan driver untuk menghasilkan daya sinyal yang cukup untuk
menggerakkan penguat akhir. Hal tersebut dilakukan mengingat efisiensi penguat
kelas A yang rendah (hanya sekitar 30%). Pada tahap driver, penggunaan
tapis-lolos-bawah sangat dianjurkan untuk menekan frekuensi harmonisa.
4. Penguat Akhir (Final Amplifier)
Penguat akhir merupakan unit
rangkaian penguat daya RF efisiensi tinggi, untuk itu hampir selalu digunakan
penguat daya RF tertala kelas C karena menawarkan efisiensi daya hingga “100%”.
Bagian akhir dari tahap ini selalu dipasang filter untuk menekan frekuensi
harmonisa dan sekaligus mengembalikan bentuk sinyal keluaran ke bentuk semula
(sinus).
5. Audio Input
Merupakan sinyal pesan atau sinyal
informasi yang akan ditumpangkan pada sinyal pembawa. Sinyal ini berupa sinyal
suara audio baik dari mikropon maupun dari pemutar musik.
6. System Audio
Bagian ini bertugas memproses
sinyal audio input sebelum masuk ke tahap modulator. Tahap ini terdiri dari
penguat depan (pre-amplifier) sampai dengan penguat akhir audio (audio power
amplifier). Pada tahap awal biasanya dilengkapi dengan filter sinyal audio yang
membatasi lebar bidang audio maksimal pada 5 kHz frekuensi lancung. Hal
tersebut berkaitan dengan ketentuan lebar bidang maksimum spektrum pemancar AM
yang tidak boleh melebihi 10 kHz. Inilah yang menjadi satu alasan mengapa
kualitas audio yang dihasilkan oleh penerima radio AM kurang kuat pada
frekuensi tinggi audio nya (treble).
7. Modulator
Pada pemancar AM komersial
(broadcast), pemodulasian sinyal pembawa dilakukan oleh modulator pada tahap
penguat akhir pemancar. Modulator bekerja dengan sebuah transformator modulasi
menggerakkan kolektor penguat akhir sehingga menghasilkan ayunan amplitudo pada
sinyal RF. Hasil dari pemodulasian AM adalah berupa sinyal RF dengan komposisi
tiga buah frekuensi yaitu; frekuensi pembawa atau fc (frequency carrier) dan
dua buah frekuensi sisi (side band) berupa frekuensi jumlah (fc+fi) dan
frekuensi selisih (fc-fi), dimana fi adalah frequency information.
8. Antenna
Merupakan bagian terakhir pada blok
diagram pemancar am. Berfungsi mengubah getaran listrik frekuensi tinggi
menjadi gelombang elektromagnetik dan meradiasikannya ke ruang bebas. Pada
pemancar AM komersial (broadcast), biasa digunakan jenis antena vertikal 1/4
panjang gelombang dengan langsung menggunakan bumi sebagai pentanahan.
KESIMPULAN
Gelombang yang mengalami perubahan
amplitudo setiap detiknya. Namun frekuensi pembawa tetap. Gelombang ini dapat
dipantulkan oleh Ionosfer sehingga memiliki jangkauan yang luas.
REFERENSI
http://syiarfm.weebly.com/syiar-blog.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio
http://achmadrf.blogspot.com/2010/05/gelombang-radio.html
Posting Komentar