M.Rofiqul A’la Fimajavia
13.230.0133
TUGAS MAKALAH
1. Latar Belakang
Wireless
adalah jaringan tanpa kabel yang merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang
tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang
yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada
diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan
karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat
ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit
dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan
jaringan yang menggunakan kabel.
Berkembangnya teknologi yang baru tidak selalu berarti teknologi yang lebih konvensional lantas ditinggalkan. Sebenarnya antara teknologi yang baru dengan teknologi yang lama kedua hal ini saling melengkapi, teknologi baru tidak akan bisa dikembangkan tanpa adanya teknologi yang lama. Dan yang terpenting, diantara sederatan teknologi baru yang kini sedang berkembang, banyak diantaranya yang saling melengkapi sistem satu sama lain. Sebagai contoh, teknologi wireless bisa membantu aplikasi dalam teknologi satelit relai.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang wireless yang marak digunakan dalam perkembangan teknologi dan komunikasi sekarang ini.
Berkembangnya teknologi yang baru tidak selalu berarti teknologi yang lebih konvensional lantas ditinggalkan. Sebenarnya antara teknologi yang baru dengan teknologi yang lama kedua hal ini saling melengkapi, teknologi baru tidak akan bisa dikembangkan tanpa adanya teknologi yang lama. Dan yang terpenting, diantara sederatan teknologi baru yang kini sedang berkembang, banyak diantaranya yang saling melengkapi sistem satu sama lain. Sebagai contoh, teknologi wireless bisa membantu aplikasi dalam teknologi satelit relai.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang wireless yang marak digunakan dalam perkembangan teknologi dan komunikasi sekarang ini.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka,
dibuat suatu rumusan masalah yaitu“Jaringan Wireless LAN’’.
3. Batasan Masalah
Batasan
masalah dalam makalah ini mengungkapkan cakupan masalah yang akan dibahas.
Masalah yang terlalu luas perlu dibatasi agar pembahasan lebih terfokus. Karena
itu, penulis membatasi masalah mengenai wireless sejarah wireless LAN,
pengertian wireless LAN, cara kerja, manfaat, masalah keamanan dan
aplikasi-aplikasi WLAN.
2.1 WIRELESS LAN
Wireless
local area network (WLAN) atau disebut juga dengan Jaringan Lokal Nirkabel (LAN
Nirkabel) menghubungkan dua atau lebih peralatan dengan memanfaatkan metode
pendistribusion tanpa kabel (biasanya dengan spektrum-sebar atau gelombang
radio OFDM), dan biasanya menyediakan koneksi antara sebuah titik akses dengan
cakupan internet yang lebih luas. Hal ini memudahkan mobilitas pengguna tanpa
terputus dari jaringan (network). Area dapat berjarak dari sebuah ruangan
tunggal hingga ke satu area (misalnya gedung). Tulang punggung jaringan
biasanya menggunakan kable, dengan satu atau lebih titik akses jaringan
menyambungkan pengguna nirkabel ke jaringan berkabel.
LAN nirkabel adalah suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a). Kebanyakan peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE 802.11g dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP dan atau WPA.
LAN Nirkabel menjadi sangat popular untuk pemakaian rumahan karena kemudahan instalasinya dan manfaat komersial yang banyak yang ditawarkan kepada pengguna; seringnya dalam bentuk gratis. LAN Nirkabel banyak dimanfaatkan di kota-kota besar, misalnya di Kantor Pemerintahan untuk menghubungkan satu wilayah kerja dengan wilayah kerja lainnya.
2.2 TEKNOLOGI WI-FI
Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna komputer dan peripheral sejenis yang mendukung teknologi tersebut (PDA, telefon genggam) untuk berkomunikasi dalam jaringan LAN atau mengakses internet dengan jaringan broadband nirkabel. Dengan menggunakan sebuah Wi-fi acces point atau router, maka dapat dibangun sebuah jaringan LAN atau internet nirkabel dalam cakupan 300 square feet (300 kaki persegi) atau sekira 100 persegi.
Wi-Fi hanya dapat di akses dengan komputer, laptop, PDA atau Cellphone yang telah dikonfigurasi dengan Wi-Fi certified Radio. Untuk Laptop, pemakai dapat menginstall Wi-Fi PC Cards yang berbentuk kartu di PCMCIA Slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash format Wi-Fi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna yang komputer atau PDA – nya menggunakan Windows XP, hanya dengan memasangkan kartu ke slot yang tersedia, Windows XP akan dengan sendirinya mendeteksi area disekitar Anda dan mencari jaringan Wi-Fi yang terdekat dengan Anda. Amatlah mudah menemukan tanda apakah peranti tersebut memiliki fasilitas Wi-Fi, yaitu dengan mencermati logo Wi-Fi CERTIFIED pada kemasannya.
Teknologi wi-fi mengenal istilah hotspot, yang diartikan sebagai tempat di mana internet dapat diakses dengan menggunakan teknologi wi-fi. Dengan istilah sederhana, hotspot adalah daerah yang masuk ke dalam cakupan sebuah wi-fi access point atau router.
Dewasa ini, sejumlah tempat umum telah menyediakan layanan hotspot gratis untuk menarik pengunjung. Fasilitas hotspot telah memanjakan pengunjung dengan layanan internet tanpa bayar dengan kecepatan yang cukup memuaskan, sekaligus memberikan keuntungan pada pemilik tempat-tempat hotspot tersebut untuk meraup keuntungan dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang (misalnya pada café-café dan rumah makan). Fasilitas hotspot terdapat pada kantor-kantor layanan publik, perusahaan komersial dan taman-taman kota juga kampus dan café-café.
Gambar
Hotspot
Menilai perkembangan teknologi komunikasi ke depan, sudah dapat dipastikan teknologi nirkabel akan mendominasi sektor ini. Kepraktisan nirkabel yang ditawarkan dengan menggunakan ternologi inframerah, bluetooth, dan wi-fi menjadi pertimbangan para pengguna untuk memanfaatkan teknlogi yang semakin diminati ini.
2.3 Perkembangan WLAN
Jaringan tanpa kabel sebenarnya tidak sesulit sistem jaringan kabel bahkan dinilai relatif lebih mudah. Sistem jaringan WIFI atau Wireless tidak memerlukan kabel sebagai penghubungan antar jaringan dan komputer. Bila jenis jaringan kabel yang memanfaatkan kabel Coaxial atau UTP memerlukan kabel sebagai media tranfer, dengan Wireless network hanya dibutuhkan ruang atau space di mana jarak jangkau network (jaringan) dibatasi hanya oleh kekuatan pancaran signal radio dari masing masing komputer.
Jaringan Lokal Nirkabel (WLAN) didasari pada spesifikasi IEEE 802.11, yakni sekumpulan standar yang kemudian berkembang dengan beberapa spesifikasi, antara lain 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n mengenai Wi-Fi, Hotspot, LAN, dan Sharing Internet.
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN. Dengan kata lain, Wi-Fi adalah nama dagang (certification) yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (Internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas interoperability yang dipersyaratkan.
Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Karena sistem WIFI mengunakan transmisi frekuensi secara bebas, maka pancaran signal yang ditransmit pada unit WIFI dapat ditangkap oleh komputer lain sesama pemakai Wifi. Namun, dengan ketentuan telah memperoleh izin untuk masuk ke sebuah network. Pada teknologi WIFI ditambahkan juga sistem pengaman misalnya WEP (Wired Equivalent Privacy) untuk pengaman sehingga antar computer yang telah memiliki otorisasi dapat saling berbicara.
Jaringan wireless dapat digunakan untuk transmisi suara maupun data. Lihat bagan berikut :
Gambar WLAN
Pada frekuensi Wi-Fi, ada 11 channel yang diizinkan beroperasi masing-masing 5 MHz, yaitu sebagai berikut :
• Channel 1– 2,412 MHz;
• Channel 2 – 2,417 MHz;
• Channel 3 – 2,422 MHz;
• Channel 4 – 2,427 MHz;
• Channel 5 – 2,432 MHz;
• Channel 6 – 2,437 MHz;
• Channel 7 – 2,442 MHz;
• Channel 8 – 2,447 MHz;
• Channel 9 – 2,452 MHz;
• Channel 10 – 2,457 MHz;
• Channel 11 – 2,462 MHz;
Tabel 1 Channel Wi-Fi
2.4 MODE KONEKSI
Agar sebuah computer dapat saling terhubung dengan network wireless maka dapat dilakukan dalam mode Ad-Hoc atau mode Infrastructure.
2.5.1 Mode Ad-Hoc
Jaringan ad-hoc adalah jaringan di mana stasiun berkomunikasi hanya peer to peer (P2P). Jaringan ini dapat dikonfigurasi dengan menggunakan Perangkat Layanan Independen Dasar (IBSS).
Gambar
Peer-to-Peer atau ad-hoc wireless LAN
Sebuah jaringan peer-to-peer (P2P) memungkinkan perangkat nirkabel untuk secara langsung berkomunikasi satu sama lain. Perangkat nirkabel dalam jangkauan satu sama lain dan dapat saling menemukan serta berkomunikasi langsung tanpa melibatkan titik akses pusat. Metode ini biasanya digunakan oleh dua komputer sehingga mereka dapat terhubung satu sama lain untuk membentuk jaringan.
Tidak seperti pada jaringan kabel yang mana jaringan peer to peer hanya berlangsung antara dua komputer, jaringan peer to peer pada jaringan WLAN dapat dilakukan oleh tiga komputer secara bersama. Semua komputer dapat berhubungan secara langsung dan menggunakan sumber daya yang ada secara bersama.
Pada jaringan ad-hoc, masing-masing komputer cukup dipasang kartu WLAN dan tidak diperlukan peralatan lain. Pada jaringan ini, hanya dimungkinkan terjadinya hubungan antar komputer dalam kelompok jaringan tersebut dan tidak dapat untuk mengakses jaringan lain kecuali salah satu komputer difungsikan sebagai bridge (akan dijelaskan berikutnya). Jika jumlah komputer sudah mencapai tiga dan ada komputer lain yang ingin masuk pada jaringan ini, maka biasanya tidak akan berhasil sampai salah satu dari komputer yang ada memutuskan hubungan dengan jaringan. Intinya, pada jaringan peer to peer WLAN hanya diijinkan untuk hubungan antar tiga komputer.
Jika kekuatan sinyal meter digunakan dalam situasi ini, tidak dapat membaca kekuatan secara akurat dan dapat menyesatkan, karena register kekuatan sinyal terkuat, yang mungkin merupakan komputer terdekat.
IEEE 802.11 mendefinisikan lapisan fisik (PHY) dan lapisan MAC (Media Access Control) berdasarkan CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access dengan Collision Avoidance). Spesifikasi 802,11 mencakup ketentuan-ketentuan yang dirancang untuk meminimalkan tabrakan yang disebabkan karena dua unit mobile dalam jangkauan jalur akses umum, tetapi di luar jangkauan satu sama lain.
Pada 802,11 memiliki dua mode dasar operasi: modus ad-hoc dan mode infrastruktur. Dalam mode ad-hoc, unit mobile mengirimkan langsung secara peer-to-peer. Dalam mode infrastruktur, unit mobile berkomunikasi melalui jalur akses yang berfungsi sebagai jembatan untuk infrastruktur jaringan kabel. Karena komunikasi nirkabel menggunakan media yang lebih terbuka untuk komunikasi dibandingkan dengan LAN kabel, 802,11 desainer juga termasuk mekanisme enkripsi bersama-kunci: Wired Equivalent Privacy (WEP), Wi-Fi Protected Access (WPA, WPA2), untuk mengamankan jaringan komputer nirkabel
2.5.2 Mode Infrastruktur
Mode Infrastruktur adalah koneksi antara dua komputer atau lebih, dengan Access Point (AP) sebagai pengatur lalu lintasnya. Acces Point adalah suatu perangkat yang dapat memancarkan sinyal Wifi dalam jangkauan tertentu (sering disebut hotspot). Melalui sinyal Wifi tersebut, beberapa client bisa terkoneksi ke jaringan dan AP-lah yang akan mengatur lalu lintas datanya.
Gambar
Mode Infrastruktur
2.5 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN WLAN
Wireless local area network (LAN Nirkabel) adalah sistem komunikasi data yang fleksibel yang dapat diimplementasikan sebagai perpanjangan atau pun sebagai alternatif pengganti untuk jaringan kabel LAN. Dengan menggunakan teknologi frekuensi radio, wireless LAN mengirim dan menerima data melalui media udara, dengan meminimalisasi kebutuhan akan sambungan kabel. Dengan begitu, wireless LAN telah dapat mengkombinasikan antara konektivitas data dengan mobilitas user.
2.5.1 Keunggulan WLAN
Dengan wireless LAN, user bisa membagi akses informasi tanpa harus mencari tempat sebagai sambungan kabel ke jaringan, dan network manager bisa menset up atau menambah jaringan tanpa harus melakukan instalasi atau pun penambahan kabel. Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.
· Mobility : Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi access yang real-time, dimana saja dalam suatu organisasi. Mobilitas semacam ini sangat mendukung produktivitas dan peningkatan kualitas pelayanan apabila dibandingkan dengan jaringan kabel
· Installation Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap atau pun tembok.
· Installation Flexibility : Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.
· Reduced Cost-of-Ownership : Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.
· Scalability : Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.
2.5.2 Kelemahan WLAN
Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi. Hal ini menyebabkan berbagai hal dimungkinan terjadi pada lapisan fisik, antara lain:
· Interception atau penyadapan. Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut.
· Injection. Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu.
· Jamming. Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya.
· Locating Mobile Nodes. Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
· Access Control. Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik.
· Hijacking. Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.
Pada lapisan MAC (data layer) juga terdapat kelemahan yakni jika sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang sama dan terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun. Selain itu MAC address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi) membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data atau MAC juga digunakan dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x plusTKIP/AES).
Adapun Keunikan jaringan lokal nirkabel antara lain:
· Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada komunikasi wireless dengan IR).
· Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
· Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
· Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul.
2.6 CARA KERJA WLAN
Wireless LAN menggunakan electromagnetic airwaves (radio atau infrared) untuk menukarkan informasi dari satu titik ke titik lainnya tanpa harus tergantung pada sambungan secara fisik.Gelombang radio biasa digunakan sebagai pembawa karena dapat dengan mudah mengirimkan daya ke penerima. Data ditransmikan dengan cara ditumpangkan pada gelombang pembawa sehingga bisa diekstrak pada ujung penerima. Data ini umumnya digunakan sebagai pemodulasi dari pembawa oleh sinyal informasi yang sedang ditransmisikan. Begitu datanya sudah dimodulasikan pada gelombang radio pembawa, sinyal radio akan menduduki lebih dari satu frekuensi, hal ini terjadi karena frekuensi atau bit rate dari informasi yang memodulasi ditambahkan pada sinyal carrier.
Multiple radio carrier bisa ada dalam suatu ruang dalam waktu yang bersamaan tanpa terjadi interferensi satu sama lain jika gelombang radio yang ditransmisikan berbeda frekuensinya. Untuk mengekstrak data, radio penerimanya diatur dalam satu frekuensi dan menolak frekuensi-frekuensi lain. Pada konfigurasi wireless LAN tertentu, transmitter/receiver (transceiver) device, biasa disebut access point, terhubung pada jaringan kabel dari lokasi yang fixed menggunakan kabel standard. Sebuah access point bisa mensupport sejumlah group kecil dari user dan bisa dipakai dalam jarak antara seratus sampai beberapa ratus kaki.
Gambar
Access Point Outdoor
Access point (atau antena yang terhubung pada access point) biasanya diletakkan pada tempat yang tinggi tapi dapat juga diletakkan dimana saja untuk mendapatkan cakupan yang dikehendaki. End user access wireless LAN menggunakan wireless-LAN adapters, biasa terdapat pada PC card pada notebook atau palmtop computer, atau sebagai card dalam desktop computer, atau terintegrasi dalam hand-held computer.
2.7 ARSITEKTUR WLAN
2.7.1 Stasiun
Semua komponen yang dapat terhubung ke media nirkabel dalam jaringan disebut sebagai stasiun. Semua stasiun dilengkapi dengan kontroler antarmuka jaringan nirkabel (WNICs). Stasiun nirkabel jatuh ke salah satu dari dua kategori: akses poin, dan klien. Akses poin (AP), biasanya router, adalah BTS untuk jaringan nirkabel. Mereka mengirim dan menerima frekuensi radio untuk perangkat berkemampuan nirkabel untuk berkomunikasi. Klien nirkabel dapat berupa perangkat mobile seperti laptop, personal digital assistant (PDA), telepon IP dan smartphone, atau perangkat tetap seperti desktop dan workstation yang dilengkapi dengan jaringan nirkabel antarmuka.
2.7.2 Perangkat Dasar layanan (Basic Service Set)
Perangkat layanan dasar (BSS) adalah himpunan semua stasiun yang dapat berkomunikasi satu sama lain. Setiap BSS memiliki identifikasi (ID) disebut BSSID, yang adalah alamat MAC dari titik akses melayani BSS.
Ada dua jenis BSS: Independent BSS (juga disebut sebagai IBSS), dan infrastruktur BSS. Sebuah BSS Independen (IBSS) adalah sebuah jaringan ad-hoc yang berisi jalur tanpa akses, yang berarti mereka tidak dapat terhubung ke setiap himpunan layanan dasar lainnya.
2.7.3 Perangkat Perluasan layanan (Extended Service Set)
Sebuah perangkat perluasan layanan (ESS) adalah seperangkat BSS yang saling terhubung. Akses poin dalam sebuah ESS dihubungkan oleh suatu sistem distribusi. Setiap ESS memiliki ID yang disebut SSID yang merupakan 32-byte (maksimum) string karakter.
2.8 SISTEM DISTRIBUSI WLAN
Sistem Distribusi Nirkabel memungkinkan interkoneksi nirkabel jalur akses dalam jaringan IEEE 802.11. Hal ini memungkinkan jaringan nirkabel untuk diperluas menggunakan beberapa jalur akses tanpa perlu tulang punggung kabel untuk menghubungkan mereka, seperti yang secara tradisional diperlukan. Keuntungan penting dari WDS atas solusi lain adalah bahwa ia mempertahankan alamat MAC dari paket klien di seluruh hubungan antara jalur akses.
Jalur akses dapat berupa, base station utama, relay atau terpencil. Sebuah base station utama secara khas dihubungkan ke Ethernet kabel. Sebuah stasiun relay relai basis data antara stasiun pangkalan terpencil, klien nirkabel atau stasiun relay lainnya ke salah satu base station utama atau relay lain. Sebuah stasiun pangkalan terpencil menerima koneksi dari klien nirkabel dan melewati koneksi ke stasiun relay atau utama. Sambungan antara “klien” yang dibuat menggunakan alamat MAC bukan dengan menentukan tugas IP.
Semua BTS dalam sistem distribusi nirkabel harus dikonfigurasi untuk menggunakan saluran radio yang sama, dan kunci WEP atau WPA berbagi jika mereka digunakan. Mereka dapat dikonfigurasi untuk pengidentifikasian perangkat layanan yang berbeda. WDS juga mengharuskan setiap base station dikonfigurasi untuk meneruskan kepada perangkat lain dalam sistem.
WDS juga dapat disebut sebagai mode repeater karena bertugas menjembatani dan menerima klien nirkabel pada saat yang sama (tidak seperti tradisional bridging). Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa throughput dalam metode ini dibelah dua untuk semua klien yang terhubung secara nirkabel.
Ketika sulit untuk menghubungkan semua jalur akses dalam jaringan dengan kabel, juga perlu dipertimbangkan untuk memasang titik akses sebagai repeater.
2.9 ROAMING
Ada dua definisi untuk LAN nirkabel jelajah:
· Internal Roaming (1): The Mobile Station (MS) bergerak dari satu titik akses (AP) ke AP lain dalam jaringan rumah karena kekuatan sinyal terlalu lemah. Sebuah server otentikasi (RADIUS) mengandaikan ulang otentikasi MS melalui 802.1x (misalnya dengan PEAP ). Penagihan dari QoS adalah di jaringan rumah. Sebuah Mobile Station roaming dari satu titik akses ke lain sering menyela aliran data antara Mobile Station dan aplikasi yang terhubung ke jaringan. Mobile Station, misalnya, secara berkala memantau keberadaan jalur akses alternatif (perangkat yang akan menyediakan koneksi yang lebih baik). Pada beberapa titik, berdasarkan mekanisme proprietary, Mobile Station memutuskan untuk kembali bergaul dengan jalur akses yang memiliki sinyal nirkabel yang kuat. Mobile Station, bagaimanapun, dapat kehilangan koneksi dengan jalur akses sebelum bertemu dengan jalur akses lain. Untuk memberikan koneksi yang handal dengan aplikasi, Mobile Station umumnya harus menyertakan perangkat lunak yang menyediakan kehandalan.
· Eksternal Roaming (2): MS (klien) bergerak ke WLAN lain, Internet Service Provider Wireless (WISP) dan membutuhkan Hotspot. Pengguna dapat secara independen mengakses dari jaringan rumah menggunakan jaringan asing lain, jika dimungkinkan. Harus ada otentikasi khusus dan sistem penagihan untuk layanan mobile di jaringan asing.
2.10 KEAMANAN W-LAN
Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.
Salah satu altivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless ataupun para pemula dalam melakukan hacking (pembajakan) adalah wardriving. Wardriving adalah usaha untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk maksud-maksud tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum, kejahatan dan lain lain. Ada tiga metode keamanan yang diterapkan dalam jaringan WLAN sebagai berikut.
· WEP (Wired Equivalent Privacy). Metode ini dimaksudkan untuk menghentikan intersepsi isyarat gelombang elektromagnetik oleh user yang tidak berhak. Metode ini dilakukan dengan cara memberi semua klien dan access point dengan kunci enkripsi dan dekripsi yang sama. WEP didasarkan pada algoritma enkripsi RC4 dari RSA Data Systems.
· SSID (Service Set Identifier). Metode ini dilakukan dengan cara memberi suatu SSID yang berlaku sebagai password sederhana yang memungkinkan suatu jaringan WLAN dipisahkan dalam beberapa network yang berbeda. Pengenal ini diprogram dalam access point, sehingga semua klien yang akan mengakses jaringan ini harus dikonfigurasi menggunakan pengenal SSID yang sesuai.
· Filter Alamat MAC (Media Access Control). Metode ini digunakan untuk membatasi akses pada jaringan WLAN menggunakan daftar alamat MAC pada klien. Alamat MAC ini dimasukkan dalam access point sedemikian, sehingga hanya klien yang punya alamat MAC yang terdaftar saja yang dapat mengakses jaringan WLAN.
Kesimpulan:
1. Dalam
komunikasi data terdapat beberapa unsur agar sebuah proses komunikasi dapat
berlangsung dengan baik. Unsur-unsur tersebut dapat berupa, sumber data, media
dan penerima data. Pada komunikasi data, media yang digunakan adalah kabel dan
tanpa kabel.
2. Saluran
komunikasi tanpa Kabel (Wireless), seperti microwave, satellite, dan cellular
phone. Satelite merupakan bagian dari wireless, di mana wireless itu sendiri
adalah koneksi internet dari suatu perangkat ke perangkat lainnya yang tanpa
menggunakan kabel. Sedangkan satelite adalah suatu stasiun relay (penguat) yang
mentransmisikan sinyal microwave melewati jarak yang jauh.
3. Peran
serta orbit, pembajakan sinyal, dan peran Intelsat serta kompetisi organisasi
di area internasional mempengaruhi kapabilitas satelite. Sistem satelite yang
banyak dipakai pada saat ini adalah satelite yang non regenerative. Penggunaan
sistem satelite regenaratif akan menyebabkan harga dari satelite itu mahal.
4. Tak
dipungkiri lagi, saat ini, komunikasi bergerak memainkan peran yang semakin
signifikan dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasi, khusunya mobile system.
Saat ini jumlah pengguna telepon mencapai angka ±1 milyar dan angka ini melampaui
jumlah pengguna jaringan telepon tetap. Sehingga pada saat itu komunikasi
wireless akan merupakan moda akses teknologi yang dominan.
5. Banyaknya
wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi default akan memudahkan para hacker
dapat memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari
tiap vendor perangkat wireless sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan
akses terhadap wifi tersebut lebih baik.
6. Keamanan
jaringan Wireless dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya menggunakan salah
satu teknik yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi
beberapa teknikteknik tersebut sehingga keamanan lebih terjamin.
7. Tata
letak wireless dan pengaturan power/daya transmit sebuah Access Point juga
dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penyalahgunaan wireless. Pastikan area
yang dijangkau hanya area yang memang digunakan oleh user.
8. Untuk
solusi kemanan wireless dapat menggunakan protokol yang sudah disediakan yakni
WPA2Radius atau sering disebut RSN/802.11i.
Posting Komentar